Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

It's me

Gambar
  And I find myself (again), plotting for the unpredictables. Even tho I still have no idea what or who I will end up with. But for sure, I'm preparing little by little. A counselor of mine once said, if something seems to be so big on your mind, try to take baby steps. Small steps, barely unrecognizable by bare eyes, but it's there. Even when nobody's noticing, it indeed is there. Even when I feel like it is ridiculous and embarrassing, I will do it anyway. Because no one will promise me a dream of rainbows and butterflies, if it's not me myself. So, I gotta be independent. Just prepare for everything, for the best and yet the worst as well. I know Allah believes that I'm able to do hard things, so I decided to believe myself about that, too. I'm going to be my biggest supporter. Wish me luck, and watch me bloom. Banyumas , 23rd of December 2023 The sun has just set.

What you want

Gambar
What do you want in a family? A pattern. A routine. Two way communication. A pattern that won't disappear just because the people inside the family are no longer a kid. A routine that would guide every single member of the family into their managed life, with clear direction and destinations. Communications that eases the needs that each person had in the house. Rules that keep everything in place, which would adjust as the time goes by, following every growth that happened there. Care for each other, doesn't mean that it is equal to zero argument because conflicts are important, too.  Argue because we try to find the balance for all, with the healthiest way possible. Giving input for each other, which would build this home even stronger. Maintaining good relationships with others, not only family by blood but also outside the house. I wanted to build a family so strong yet so warm and supportive, to be the best environment for each of us to grow into the best version of ours

Sulit menyerah

Gambar
  Apa kabarmu? Gumamku, tetapi aku tidak sebenarnya bertanya. Tidak ada laporan kejadian, tidak ada momen mengesankan, atau cerita yang kamu bagikan. Apa kabar kita? Pikiranku berbalut sedikit harap, meski setipis lapisan udara. Ada momen yang kulihat kembali, ketika ada ruang yang terisi. Aih, tetapi manusia cepat berubah. Apa sebaiknya aku menyerah? Namun sejauh yang aku tahu, aku tidak mudah menyerah. Maka semoga beruntung ya, kamu. Purwokerto , 30 November 202 3 Mungkin perlu menyibukkan diri

Mengenali hujan

Gambar
  " Hujannya deras juga," Aku tidak langsung merespon perkataannya karena tengah mengetik membalas pesan dari mama. Lantas aku bertanya karena melewatkan momen menjawab tadi, "gimana?" bermaksud meminta dia mengulangi perkataannya. " Akhir tahun, musim hujan." sahutnya. " Memang begitu, selalu begitu, bukan?" aku bertanya sekaligus mengiyakan. " Iya, hujannya deras juga." ucapnya lagi, menerawang ke depan. Ada lalu lalang kendaraan, kami tadi mampir sebentar membeli sedikit camilan. Aku memandangnya tak mengerti. Langit hari ini benar-benar bersih, tidak ada satupun awan menggantung. Matahari dengan bangga memancarkan sinar cerahnya, khas siang hari di pinggiran kota ini. Hujan di sebelah mana yang dia bicarakan? "Are you okay?" cetusku pelan, sedikit menggamit lengannya. Sesaat tidak ada jawaban. Sekarang aku melihat mendung yang perlahan kian menggelap. Bukan, bukan di bentangan langit ini. "Hujannya deras sekali

Bermuara

Gambar
T ernyata yang berawal akan berakhir, ya? Momen- momen selebrasi memang menyenangkan untuk didokumentasi, tetapi selagi melakukannya, sekelebat segenap memoriku seolah terputar kembali.  Aku yang dulu masuk kuliah masih berangkat pakai sepeda, belum mahir bersepeda motor. Aku yang dulu ketika di kos tidak ada kegiatan justru memilih membaca ulang materi kuliah, atau mengintip materi esok hari. Aku yang dulu masih teramat polos, pakai bedak yang laksana sekali tertiup angin hilang sudah ia. Aku yang dulu senang hidup prihatin, menghemat pengeluaran dengan berlangganan rames seharga tiga ribu di warung langganan sebelah kosku.  Aku yang dulu perlahan terus belajar, belajar dan belajar, tidak terbatas di kelas dengan pendingin ruangan saja. Ada kalanya ia setiap hari mengurusi berbagai acara, warna warni kalender digital dibuatnya, supaya tidak pusing kepala atau saling bertabrakan. Ada kalanya ia belajar berorganisasi, menyatukan satu pikiran dengan yang lainnya, dengan teman-teman yan

Mendekap keniscayaan

Gambar
Lucunya manusia, ia selalu takut mati. Ia membenci ide bahwa kelak suatu hari nanti ia akan dilupakan. Itu sudah menjadi suatu keniscayaan. Tetapi manusia, tidak menyerah begitu saja. Maka kemudian dia pahat berbagai cerita, tulisan, membuat jejak, agar setidaknya orang tahu, ia pernah menapaki bumi ini, dan bukannya tanpa makna. Aku sendiri adalah manusia itu. Aku sering mempertanyakan maknaku, maka aku buat tulisan untuk mengabadikan sedikit banyak isi pikiranku. Barangkali akan ada yang membaca. Barangkali akan ada yang menyukainya. Barangkali ada manfaat yang bisa diantarkannya. Barangkali emosinya bisa disampaikan lewat kata. Barangkali. Barangkali itu tidak sepenuhnya benar, tetapi juga tidak sepenuhnya salah. Kita hanya berbicara kemungkinan, posibilitas, apa yang bisa saja terjadi. Maka biarkan juga manusia ini menyediakan berbagai kemungkinan untuk dirinya sendiri.  Jadi.. terima kasih sudah mau membaca sekelebat ceritaku. Aku tak tahu apa yang kamu dapatkan darinya, tetapi se

Betapa Lelahnya

Gambar
  Betapa lelahnya jika yang kita lakukan mengharap feedback dari manusia Betapa lelahnya jungkir balik kesana kemari tetapi tanpa ada yg mengucap terima kasih Betapa lelahnya kita berupaya mengerahkan segenap tenaga untuk diabaikan begitu saja Betapa lelahnya Betapa lelahnya kegiatanmu dari pagi sampai mentari tenggelam Gelap gelapnya jalanan tetap diterjang atas apa yang diperjuangkan Satu dua peluh apa rasanya, bukan prioritas utama pikiran kita Pegal pegal badan terasa lungkrah, dengan kasur ia mendamba bertemu Aih , betapa lelahnya Betapa lelahnya jika yang kita lakukan sebatas ini Berusaha ini itu tapi tidak diniatkan kemana muaranya Betapa lelahnya jika lelahmu terasa kosong dan hampa , melupakan peranmu selaku hamba Betapa lelahnya jika berjuangmu dengan pamrih, mengharap balasan manusia Padahal kau tahu ada alasan yang jauh lebih mulia, seakan menyulap semua lelahmu jadi bermakna Yaitu jika semua yang kamu tunaikan, hanya untuk mengharap ridha Allah

Menabung sabar

Gambar
K alau dipikir-pikir, mungkin sesekali kita bakal ketemu orang-orang yang nggak sabar. Terkadang, tak sabarnya orang lain juga menguji kesabaranmu. Bisa dari perbuatan yang dilakukan, atau pertanyaan yang dilontarkan. Yang sejujurnya, mungkin tidak akan pernah selesai selama kita masih menapaki bumi. "Udah selesai ya?" "Wisuda besok?" "Kapan ini?" "Kapan itu?' "Kapan?" Memang, mungkin ini waktunya kamu belajar sabar meskipun yaampun, prosesnya nggak enak sama sekali. Berurusan dengan sakit hati, atau menahan diri untuk tak berbalik melukai. Yang kamu baru ketahui kemarin, dewasa ternyata bukan sesederhana perkara usia. Ada juga yang masih kekanakan meski umur terus berjalan. Maka apa jawabannya? Mengolah diri, mengolah hati, ditata satu per satu, supaya rapi. Itu adalah hal yang dalam kendali, kita mengusahakan sendiri. Kata temanku, belajar itu proses yang tidak pernah berhenti. Okelah kalau kau usai mengenyam pendidikan hingga

Berbenah, berbenah

Gambar
Terbangun dari tidur, aku mengecek empat deret angka pada ponsel. Ah, tengah malam lewat sedikit, jam satu. Aku tertidur amat awal, karena tidak bisa menahan kantuk yang hadir dari siang, tapi belum kuturuti saat itu juga. Perjalanan bolak-balik antara rumah dan kampus meskipun terlihat ringan, tetapi kadang melelahkan. Entah, mungkin karena aku berkutat dengan hal yang terus aku usahakan, sambil memikirkan hal-hal lain ke depan, sesekali asyik berbincang dengan kawan menanyakan kabar lewat ketikan kata, membiarkan diriku terdistraksi.  Hujan singkat mewarnai perjalanan pulang, menyisakan aku dan jas hujanku yang kemudian kering sepanjang jalan. Mengisi bahan bakar yang tinggal satu setrip, mengantre diantara orang-orang yang pulang kerja. Hati kecil membatin, yaAllah, semoga aku pun lekas seperti mereka nantinya, turut mencari rezeki untuk menghidupi diri. Semoga Allah ridha dan berkahi waktu-waktu dan proses yang tengah kujalani. Lantas berlanjut aku singgah membeli titipan mama, me

Mencari yang kurang

Gambar
Apa yang masih kurang? Mungkin kendaliku terhadap diri sendiri Mungkin caraku mengekspresikan bentuk cintaku kepada orang terdekatku Mungkin rasa syukurku Mungkin kedekatan dengan Tuhanku Mungkin kebermanfaatan waktu Mungkin dzikir dan istighfarku Mungkin tilawah Al-Quranku Mungkin kepedulianku Mungkin rasa ikhlasku Mungkin rasa cukupku Mungkin rencana-rencana selanjutnya Mungkin gambaran kehidupan Mungkin sedikit banyak perhatian Mungkin .. Banyak kemungkinan Tapi rasa kurang ataupun cukup, itu kita yang mengendalikan. Kita yang mengatur, kita yang menentukan seberapa ukuran tinggi rendah yang bisa kita katakan ''cukupkan". Lalu apa yang akan diperbuat dengan rasa kurangmu itu? Apa iya mau berlarut-larut tak kenal waktu? Alih-alih terus memperbaiki dirimu.  Ayo menata diri, satu demi satu. Nanti akan ketemu, ukuran yang paling pas menurutmu. Kabari aku kalau sudah selesai dengan dirimu. Banyumas, 18 September 2023 Ditulis ketika mencari rasa

Speaking; berawal dari ngide

Gambar
Siapa disini yang pengen latihan speaking tapi nggak ada temen buat lawan bicaranya? Aku, aku ☝🏻 Dikesempatan kali ini, aku mau sharing singkat tentang caraku latihan speaking sendiri. Yuk mari kita simak bersama, gas ngeng!  Dulu, awalnya aku ngerekam suaraku ngomong pake basing. Semacam bikin vlog atau life update , tapi bentuknya suara. Soalnya kalo video bakal makan memori penyimpanan banget kan. Asal muasalnya isi rekaman itu adalah curhat, karena abis ada kejadian yang kurang mengenakkan. Jadilah aku fafifu wasweswos, self talk ya bisa dibilang. Disitu aku menjelaskan gimana kejadiannya, gimana perasaanku, dan alasan sebenernya, in english . Ya jelas belepotan, ada jeda loading aku nyari kata yg aku pengen dlm basing, atau kadang campur basindo. Intinya berantakan deh, tidak diragukan lagi 😃👍 Tapi aku nggak peduli karena poinnya aku pengen curhat tapi nggak ada orang yg bisa dijangkau langsung (kejadian waktu pandemi, hiks).  Beres ngerekam alhamdulillaah lebih lega dan te

Kelabu milikku.

Gambar
Maaf jika tak semudah itu aku membagikan kelabu Kurasa itu kisah-kisah yang kamu tak perlu tahu Maaf aku memilah siapa yang bisa menerima kelabu Karena ia memberatkan, membuat tak nyaman Lucunya, aku sudah menyiapkan patah hati sejak juli Lantas tiba-tiba muncul tunas-tunas harapan; kemungkinan Lantas aku mencoba berlari, menyesuaikan langkah kaki Tapi lintasanku lebih panjang, bak tak bertepi Yang menjadi milikmu ternyata bukan milikku Dan akhirnya, aku berjua kecewa  Tapi mencoba tersenyum dan ucap tak mengapa Setiap perjalanan berbeda, aku rasa  Meski begitu, ada waktu dimana aku bersembunyi dan mengunci pintu Karena ternyata aku juga bisa tersedu Kutahan mereka hingga hanya terdengar di kepalaku Tidak ada yang perlu tahu tentang kelabu Ini konsumsi pribadiku Dan aku tak menyangka aku meledak juga Di waktu tak terduga, di tempat tak terduga Lantas selembar tisu itu basah kuyup Aku ingin pulang, ujarku Aku tak sekuat itu, batinku Lantas memutuskan pulang tanpa pamit Lantas mencoba be

Thoughts on "Merawat Luka Batin"

Gambar
Bulan Mei lalu, aku dikado temenku sebuah buku yang sampulnya warna kuning. Judulnya Merawat Luka Batin, karya dr. Jiemi Ardian yang kebetulan aku follow juga di twitter karena konten-konten edukasinya terkait kesehatan mental. Kata temenku reviewnya bagus, dan lagi rame juga. That's so kind and thoughtful of her to choose that book as a gift. Shout out to Mada, my deskmate back then in senior high school-which now turns into business mate , hihi Buku ini membahas tentang depresi dan bagaimana seharusnya kita menanganinya. Selain sebagai buku self help , buku ini juga kerasa seperti materi kuliah juga, karena kebetulan agak mengingatku ke matkul psikologi kesehatan jaman semester-semester awal dulu. Materi kuliah in a good way ya, soalnya yang dibahas itu bikin kita penasaran dan pengen cepet baca lagi biar segera tahu lebih banyak. Yang dibahas mulai dari pengertian, persepsi, penyebab, sampe ke gimana sikap kita sebaiknya terhadap depresi itu sendiri. Btw tulisan ini aku buat

Mindset tentang perbedaan

Gambar
Kadangkala ada waktu dimana aku mendapati diriku berbeda pendapat, pandangan ataupun cara menyelesaikan suatu masalah dengan orang lain. Terkadang aku tidak serta merta setuju dengan apa yang orang lain utarakan. Atau, orang lain mengatakan/melakukan sesuatu yang diluar dugaanku, tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Pada saat-saat tertentu, terutama terhadap perkataan atau tindakan yang bertentangan denganku, mungkin aku membatin, "kok dia bisa mikirnya gitu ya?" "kenapa dia memilih untuk ngomong begini?" atau "wow, manusia itu bisa macem-macem banget ternyata ya.." atau mungkin "kok ada ya,  yang seperti itu?". Mungkin satu sisi dalam diriku kadang terkejut akan besar perbedaan yang ada antara diriku dengan orang lain. Namun kemudian aku mengingatkan diriku, bahwa aku dan orang lain itu tumbuh dan dibesarkan dengan lingkungan yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dengan nilai-nilai yang berbeda pula. Dengan demikian wajarlah jika muncul cara p

First thought

Gambar
"This book is so thick, it will take forever for me to complete it," my first thought exactly about a notebook from my friend.  But when I opened some page of it and noticed each paper itself is thick. It's not that it contains a lot of page, it's just because its pages are thick.  First thought sometimes scares us, when we have a conception that things will be hard, not an easy peezy lemon squeeze But when you try to discover, figuring out how things work, it might be not as scary as you first think So maybe some of life part are working that way At first it looks huge and unmanageable. But later you will find way to solve it It does take time, it's not easy, but it's not impossible You just need some work and process to make it an end Just like how you completed reading a story book when you were in elementary school  Good things take time, so be patient and don't quit  Because I know one day you'll gonna make it Hang in there, sweetheart

Sweet notes

Gambar
Do you know that I love making sweet notes?  I make them on different occasions It can be someone's special day; like birthdays, graduation, etc Some of them are farewell notes, saying thank you and I love you I think it's sweet when you see a friend's face lightened up as they go through those words you've arranged Just like the way I love it when someone made one for me But don't worry, one day I'll made you one, too It might started as one, but I can't expect how many notes or letters I'm going to write for you in the future Because, we will stay forever, right?  And it will be different from notes I wrote for my friends Because indeed, you're not one of them Not my usual, typical friend You're my friend of life, and to eternity Kindly wait for the time that we'll meet I promise I'll write you notes, maybe a lot of them And please take care until we meet and be one

Menjemput hal baik

Jika kamu meyakini sesuatu itu baik, maka jemputlah dengan cara yang baik pula.  Bukan dengan main-main, apalagi sekadar mencoba peruntungan tanpa persiapan.  Karena hal baik yang kamu inginkan tidak sebercanda itu.  Kecuali jika persepsimu tentang hal ini berbeda denganku.  Jika demikian, jawaban dari pertanyaanmu mungkin bukan aku.  Ditulis 11 Juni 2023, pikiran bada subuh. 

It's ok

Gambar
Nggak papa kalau pada akhirnya kamu sendirian Nggak papa kalau teman temanmu ga sepenuhnya hadir di acara acara pentingmu Nggak papa, toh mereka tetap mendoakan yang terbaik bagimu Nggak papa, beneran nggak papa Tapi ketika kamu mengatakan nggak papa, bukan berarti kamu bisa tenang, istirahat dan diam di tempat begitu saja Kamu tahu kamu sedikit banyak tertinggal di belakang, jadi pasrah sama sekali bukan pilihan Sebaiknya kamu hadir setiap hari, nggak peduli sekecil apapun proses yang kamu ambil Kamu terus berusaha, kamu terus mencoba, sampai akhirnya bisa keluar dari tempat ini Sampai akhirnya kamu bisa menyematkan tiga deret huruf di belakang nama panjangmu Sampai akhirnya datang giliranmu mengenakan toga di foto keluarga, yang nantinya terpigura di ruang utama Begitu banyak orang yang mendukungmu, begitu banyak orang yang mendoakanmu, begitu banyak orang yang percaya kamu bisa melewati semua proses ini Jadi gunakan kepercayaan mereka untuk menumbuhkan kepercayaan pada dirimu sendir

Agaknya..

Gambar
Agaknya, sudah saatnya kamu berhenti marah-marah atas rencana orang lain Mereka yang menyusun, mereka yang membuat kerangkanya, mereka yang melakukan Jadi kenapa harus kamu yang kebakaran jenggot?  Ketika tidak ada satu orangpun yang diambil haknya, lalu kenapa?  Agaknya, sudah saatnya kamu berhenti memiliki mentalitas korban Dimana seisi dunia seakan berbalik melawanmu, tidak mengizinkan jayamu Ketika kenyataannya; tidak seperti itu Kamu sendiri yang membesarkan api yang kecil Yang mungkin api itu marilah kita sebut ego Aku tahu, kau benci berbuat salah, sampai-sampai orang lainlah yang harus mengambil peran itu dimatamu Kau buat dirimu sendiri suci bersih tanpa cacat, tapi tidak pernah melihat cermin sesungguhnya Sehingga apa yang ada dirimu pun tak tampak dimatamu Tapi mengapa yang seperti ini banyak terjadi?  Bukan apa-apa, mungkin api yang tadi terlalu sering diberi makan Hingga ia tumbuh mengembang, semakin besar dari raga kita Yang jika semakin raksasa, entah apa-apa saja yang a

Mom's favorite

Gambar
"Mama paling bangga pas aku ngapain?"  Pertanyaan yang tidak terlalu biasa tiba-tiba meluncur di meja makan. Kami tengah berhadap-hadapan, menghabiskan rames yang dibeli dari ibu penjual keliling.  Maka yang ditanya diam sejenak, tidak lama. Memilih momen, nampaknya. Sedang yang bertanya sedang menebak-nebak diantara segenap pencapaian yang telah digapainya. Yaampun, anak yang satu ini meminta sebuah validasi.  "Waktu kamu baca Quran," "Hah?" sebuah respon seperti keong, karena jawaban itu tidak terduga.  "Iya, waktu kamu ngaji, ngehafal, ya itu mama seneng. Waktu kamu belajar agama, mencoba mendekat ke Allah," beliau meneruskan, mengulas sebuah senyum, lanjut menyuapkan nasi rames ke mulut.  Salah tingkah, sang penanya hanya menggaruk-garuk kepala. Bukan ketika mendapat beasiswa, atau aktif organisasi, bukan pula menginjakkan kaki di negara sebelah. Harapan mama ke anaknya nggak muluk-muluk, hanya ingin dia jadi anak sholehah. Sekarang teringat

Berlebihan

Gambar
(gambar hanya pemanis, ini namanya arau)  Membaca itu bagus, tetapi kalau kelewat banyak, berlebihan namanya. Matamu bisa sepet kelamaan melotot, atau kamu terlampau tenggelam dalam bacaan dan tak memedulikan sekitarmu. Boleh membaca, tapi tetap diatur ukurannya. Jangan khawatir, toh lama-lama buku itu akan habis juga kau lahap Mengakses hiburan itu boleh, tetapi kalau kelewat banyak, berlebihan namanya. Jangan sampai kamu malah jadi lalai, sibuk memompa dopamin tanpa batas ke kepalamu. Atau berlindung dibalik kata penghargaan untuk diri sendiri. Ya, sesekali boleh, tapi kalau kebanyakan, alasanmu jadi berkilah namanya. Tidak semua hiburan harus kamu akses dalam sekali waktu, otakmu justru lelah kalau berlebihan stimulasi. Tinggalkan sejenak, ambil jeda untuk bergerak pelan sesaat. Makan itu kebutuhan, tetapi kalau kelewat banyak, berlebihan namanya. Ingat nasihat untuk memberi ruang di perutmu: sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara? Makan untuk

Quick Escape

Gambar
  Terlalu banyak menatap layar ponsel, ternyata membuatku amat jenuh. Kepala rasanya overload oleh berbagai macam informasi yang tidak sepenuhnya aku perlukan, yang berceceran tersebar di seluruh media sosial. Maka kemudian aku iseng mencari ketenangan di sore yang berawan itu, selepas menunaikan tugas belanja bulanan. Motor sengaja aku belokkan ke desa sebelah dimana terhampar sawah. They said, there are things you can see only when you slow down. So I did try to slow down.  Melewati persawahan dan permukiman di desa sebelah, aku menurunkan kecepatan sepeda motorku. Angin sore menerpa wajah, dengan cahaya matahari yang malu-malu. Sawah membentang luas dari ujung ke ujung. Maka kulihat berbagai hal yang sederhana, kecil, tapi menenangkan jika diperhatikan satu demi satu.  Ada beberapa bapak-bapak yang pulang ngarit, motornya penuh dengan rerumputan, menyalip melewatiku. Ada mbak-mbak yang berboncengan pelan-pelan, agaknya sedang belajar naik motor. Ada gerombolan anak-anak yang bermai

Bersedia Repot-Repot

"If you want to have something you've never had, you have to do something you've never done." Dua kalimat tertulis rapi, menempel di atas meja belajar salah satu kawanku. Mata otomatis membaca ketika sedang menyapu seisi asrama beberapa tahun lalu, karena hari itu jadwal piketku. Kutipan yang bagus, hingga tersimpan di memoriku sampai saat ini. Aku memandang temanku sebagai seseorang yang tangguh dan berkemauan kuat, sehingga ketika membaca tulisan itu, aku langsung mengamini dan yakin dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya yang besar itu, insyaAllah. *** "De boleh minta tolong ambilin satu yang sage green ? Ada di karung, ini tadi ada yang reject ," pinta temanku. Menurut, aku mengambilkan sebuah tas baru, lalu kembali bejibaku dengan proses quality control sebelum kami atur stok di marketplace . Mengecek jahitan, panjang tali, kantong saku, menggunting benang berlebih, lantas melipat dan menghitung jumlahnya. Pekerjaan terasa ringan ketika kami kerjakan be

Dear Diary

Pernahkan kamu tiba-tiba ngide beberes barang-barang di kamarmu, kemudian menemukan beberapa barang dengan nilai sentimental untukmu? Yang pada akhirnya kamu justru terhanyut mengais memori-memori yang tersisa. Sampai-sampai agenda beres-beresmu nggak tahu bakal kapan rampungnya. Aku pernah begini, setidaknya beberapa kali, bahkan mungkin saja akan terulangi lagi nantinya, haha.  Ada sekian barang yang ternyata bisa menyegarkan kembali ingatan kita akan masa lalu, masa-masa yang telah terlewati. Bentuknya bisa berupa kartu ucapan ulang tahun, surat dari teman jauh, karcis tiket masuk, oret-oretan catatan, bahkan nota dan struk belanja bisa menyimpan memori. Termasuk pula buku-buku diary yang hadir dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, dengan gaya yang menyesuaikan perubahan sang penulis dari waktu ke waktu. Ada banyak kisah yang menyempil diantara lembar-lembaran itu, sesekali dipermanis dengan gambar ecek-ecek buatan sendiri, atau highlight bagian yang paling

Ngobrolin Selilit

Waktu aku masih di bangku SMP, ada sebuah perpustakaan yang dibuka di sudut kecamatan, dekat dengan sekolah. Jalan kaki sedikit sudah sampai di lokasi. Koleksi bukunya cukup bervariasi, dari buku sejarah, novel, agama, dan lain sebagainya. Sepulang sekolah adalah pilihan waktu yang tepat untuk mampir bersama teman-teman, masih dengan seragam yang melekat dan khas anak sekolah-bau matahari. Bangunan tua khas belanda itu berhawa sejuk, nyaman untuk membaca buku lembar demi lembar.  Pernah suatu saat ada satu buku yang mengambil perhatianku karena judulnya yang menarik. Buku bercover hitam itu bertuliskan "Slilit sang Kyai". Hmmm, kok bisa selilit diceritakan, bahkan sampai jadi judul buku? Maka rasa penasaran mendorongku untuk tenggelam dalam cerita buku itu, dan aku tidak menyesalinya, justru sangat bersyukur sampai sekarang karena bisa membaca cerita yang sangat bagus. Ceritanya cukup sederhana, tapi nilai yang bisa diambil amatlah mulia. Entah berapa teman yang sudah aku cer

Air Putih dari Mama

Masih ingat masa kecil kita? Yang kegiatan sehari-harinya diisi dengan sekolah beberapa jam saja, lantas sisanya adalah bermain di sekitaran rumah, hingga melanglang buana kemana saja. Masa dimana kita berhaha-hihi, rasanya belum punya beban hidup sama sekali. Dunia rasanya menyenangkan karena bisa mencoba ini dan itu. Main petak umpet lah, sepedaan, masak-masakan, polisi-polisian, main dengklek, lari-larian, atau memetik bunga-bunga cantik milik tetangga (jangan ditiru). Bahkan mungkin jalan-jalan mengitari desa, main layangan atau sekedar ngobrol di bawah pohon rindang. Masa-masa yang kita rindukan.  Namun yang namanya anak-anak, kita masih belajar untuk melakukan segala sesuatu, masih wajar sering melakukan kesalahan, ataupun menebak-nebak banyak hal yg belum kita ketahui. Kayaknya hampir semua anak kecil pernah terluka bagian lutut alias dengkulnya, minimal tersandung atau jatuh dari sepeda, atau karena sendal jepit kebesaran yang dipinjam punya kakak atau ayahnya. Dari peristiwa j

First Impression

Kilas balik ke 2018, aku masih ingat memutari parkiran kampus kesmas bersama teman-teman seangkatan. Kami memang terbagi dalam beberapa kelompok, secara bergantian mengunjungi stan setiap peminatan di kesmas. Karena dibatasi durasi, maka kunjungan tiap stan hanya beberapa menit dan pergantiannya ditandai dengan nyaring suara sirine dari toa panitia. Kakak-kakak tingkat terlihat siap mengenalkan kami dengan peminatan yg mereka ambil, berikut dengan bando bertuliskan nama peminatan dan baju seragamnya. Ada tujuh peminatan yang tersedia di kesmas unsoed, yaitu AKK, biostat, kesling, kespro, promkes, K3, dan epidemiologi. Kami sebagai mahasiswa baru pun diberi kesempatan untuk bertanya serba-serbi peminatan di setiap stan. Selain menyenangkan, perkenalan peminatan ini juga cukup seru karena dikejar waktu Aku memasang telinga baik-baik, tidak bertanya karena belum terpikirkan mau bertanya apa. Temanku aktif mengobrol, aku memperhatikan percakapan yg interaktif itu dari satu stan ke stan l