Quick Escape

 


Terlalu banyak menatap layar ponsel, ternyata membuatku amat jenuh. Kepala rasanya overload oleh berbagai macam informasi yang tidak sepenuhnya aku perlukan, yang berceceran tersebar di seluruh media sosial. Maka kemudian aku iseng mencari ketenangan di sore yang berawan itu, selepas menunaikan tugas belanja bulanan. Motor sengaja aku belokkan ke desa sebelah dimana terhampar sawah. They said, there are things you can see only when you slow down. So I did try to slow down. 


Melewati persawahan dan permukiman di desa sebelah, aku menurunkan kecepatan sepeda motorku. Angin sore menerpa wajah, dengan cahaya matahari yang malu-malu. Sawah membentang luas dari ujung ke ujung. Maka kulihat berbagai hal yang sederhana, kecil, tapi menenangkan jika diperhatikan satu demi satu. 


Ada beberapa bapak-bapak yang pulang ngarit, motornya penuh dengan rerumputan, menyalip melewatiku. Ada mbak-mbak yang berboncengan pelan-pelan, agaknya sedang belajar naik motor. Ada gerombolan anak-anak yang bermain di pinggir jalan. Ada mas-mas duduk di tepi sawah, fokus dengan handphonenya. Ada satu dua orang bapak-bapak menikmati waktunya dengan memancing, dengan gemerisik air sungai terdengar jelas. Ada mbah-mbah baru selesai belanja dari warung, berjalan tanpa alas kaki. Ada seorang ayah bersepeda dengan anaknya, yang mengenakan helm pula. Jalan persawahan ini agak ramai lalu-lalang sepeda motor, mungkin karena senja orang-orang pulang ke peraduan. 


Melewati jalan yang tidak sepenuhnya mulus, melanjutkan sampai desa sebelahnya lagi. Mengintip sambil lalu sebuah sekolah, wah ternyata sudah banyak berubah. Tempat-tempat cuci tangan berjejer dekat gerbang masuk, sebagai fasilitas menjaga protokol kesehatan. Lalu sekilas terlihat ada anak-anak yang bermain basket, melompat dan merebut bola. Di tempat lain aku juga melewati lapangan, lengkap dengan sejumlah anak bersepak bola, nyeker. Ada sebuah turunan sehabis jembatan, yang kuingat sebagai salah satu tempat mengasyikkan untuk bersepeda dengan temanku, dulu waktu masih sekolah dasar. Good old days. 


Ada dua orang yang memutar balik sepeda motornya karena belokannya terlewat. Ada yang jalan-jalan sore dengan anak atau cucunya. Oh, ada anak main lato-lato juga. Yang terakhir sepertinya tidak terlalu menenangkan. 


Meskipun hanya berkeliling sedikit, agaknya pikiranku sudah tidak terlalu 'tegang'. Aku jadi merasa, ternyata cara orang berkegiatan itu sangat banyak macamnya, tidak melulu sama dengan apa yang aku lakukan setiap hari. Aku sadar mungkin aku kelewat suntuk karena beberapa waktu ini kerjaanku bolak-balik ke kota, hampir setiap hari. Jadinya yang kulihat sehari-hari ya jalan, mobil, truk, dan sepeda motor yang lain. Sampai di kota lagi-lagi berkutat di dalam ruangan, kembali menatap layar untuk menuntaskan pekerjaan. Padahal ternyata refreshing yang ku pun cukup sebentar saja, memutari desa. 


Jadi ketika kamu suntuk, barangkali sudah waktunya kamu meninggalkan gawai dan layar sejenak, mencoba 'kabur' sebentar untuk memberi jeda isi kepala. Bisa jalan-jalan, melihat pemandangan, atau minimal pepohonan. Bisa juga dengan melihat-lihat aktivitas orang-orang di sekitar kita. Mungkin, ada hal-hal sederhana yang membantu menenangkan pikiran kita. Tentu kaburnya nggak lama-lama ya, jangan meninggalkan tanggung jawab juga. Coba sedikit saja mencoba secara sadar bernapas, menjadi mindful, bahwa kita sedang melakukan apa, dan apa tujuan kita. Selipkan rasa syukur, berterima kasih kepada Allah dengan nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Barangkali jika ada kesulitan yang sedang kamu hadapi, bisa minta ke Allah untuk dipermudah segala urusan. Doa aja, kan tinggal minta, tidak dipungut biaya. Ikhtiar kita berusaha dan berdoa. Nggak ada doa yang sia-sia, selama itu memuat kebaikan. Allah senang kalau ada hambaNya yang meminta. Ah, semoga tulisan ini bisa bermanfaat yaa.. 


It's okay to make a quick escape. 


Ditulis pagi hari, sebelum beberes rumah, Januari 2023.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Bermuara

Obrolan empat di lima