First Impression

Kilas balik ke 2018, aku masih ingat memutari parkiran kampus kesmas bersama teman-teman seangkatan. Kami memang terbagi dalam beberapa kelompok, secara bergantian mengunjungi stan setiap peminatan di kesmas. Karena dibatasi durasi, maka kunjungan tiap stan hanya beberapa menit dan pergantiannya ditandai dengan nyaring suara sirine dari toa panitia.

Kakak-kakak tingkat terlihat siap mengenalkan kami dengan peminatan yg mereka ambil, berikut dengan bando bertuliskan nama peminatan dan baju seragamnya. Ada tujuh peminatan yang tersedia di kesmas unsoed, yaitu AKK, biostat, kesling, kespro, promkes, K3, dan epidemiologi. Kami sebagai mahasiswa baru pun diberi kesempatan untuk bertanya serba-serbi peminatan di setiap stan. Selain menyenangkan, perkenalan peminatan ini juga cukup seru karena dikejar waktu

Aku memasang telinga baik-baik, tidak bertanya karena belum terpikirkan mau bertanya apa. Temanku aktif mengobrol, aku memperhatikan percakapan yg interaktif itu dari satu stan ke stan lainnya, hingga akhirnya kelompokku sampai di stan kespro, kesehatan reproduksi. Baju pdh merah muda dikenakan oleh kakak-kakak yang ramah dan bersemangat itu.

Dahiku sedikit mengernyit ketika berjumpa dengan stan ini. Kenapa ya kakak-kakak ini ambil peminatan kespro? Kan yang dibahas itu-itu aja. Kesehatan reproduksi, kan? Berarti nggak jauh-jauh dong sama sistem reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan manusia kaya yang kita pelajari waktu SMP-SMA? Membosankan dong, begitu batinku. Kala itu minat terbesarku adalah peminatan kesling, kesehatan lingkungan. Entahlah, mungkin karena dulu pernah aktif di ekskul terkait lingkungan yaa, hihi. Kalau kespro ini, kayanya bukan minatku deh, lagi-lagi aku membatin.

Namun karena durasi untuk pengenalan peminatan ini hampir habis, parkiran kesmas tidak lagi kondusif. Nampaknya semua orang asyik mengobrol. Ada kelompok yang masih nangkring di satu stan, tidak berpindah, menyebabkan kelompok lain tidak sempat hadir di stan lain. Konsentrasiku sudah terpecah, tidak lagi menyimak, perhatianku beralih kepada panitia yang segera mengatur massa untuk sesi kegiatan selanjutnya.

Fast forward, beberapa semester telah kutempuh hingga menjumpai seleksi masuk peminatan. Kami diberi kesempatan untuk mengajukan dua pilihan, yang kemudian akan diseleksi oleh para dosen. Tentu saja kami sudah semakin mengenali rincian setiap peminatan, berikut syarat masuk dan lain-lain yang pernah dishare sebelumnya. Ada matkul-matkul pengantar yang membuat kami sedikit banyak lebih memahami lingkup ilmu serta sistem belajar dosen setiap peminatan.

Keadaan berbalik. Ternyata, aku mengambil kespro sebagai pilihan pertamaku. Iya, peminatan yang aku ragukan dikala pengenalan ospek itu. Sambil berharap-harap cemas semoga rejekiku ada disitu, aku mengambil promkes sebagai pilihan kedua. Alhamdulillaah, aku lolos dan menjadi salah satu mahasiswa peminatan kespro bersama 19 orang teman-temanku yang lain.

Usut punya usut seiring berjalannya waktu, aku memahami bahwa kespro tidak sesempit persangkaan pertamaku ketika pengenalan peminatan waktu maba dulu. My first impression was wrong. Kespro bukan semata mata diwakili oleh kata 'reproduksi' saja, tetapi lebih dari itu. Kespro mempelajari kesehatan manusia di setiap fase kehidupan, dari awal pembentukan manusia, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Kespro juga belajar tentang bagaimana kesehatan ibu dan anak, tumbuh kembang, keluarga, pola asuh, NAPZA, isu gender, dan lain sebagainya. Intinya, luas banget malahan yang dipelajari. Aku merasa kespro adalah ilmu yang aplikatif dan nampaknya bisa sangat bermanfaat untuk orang-orang disekitarku jika aku dalami. Selain itu, aku merasa cocok dengan sistem/cara belajar dosen-dosennya. Begitulah kurang lebih asal-usul aku menjatuhkan pilihanku, haha. Aku memakan omonganku sendiri, tapi ini konteksnya baik, sih :D

So, your first impression is not always 100% correct, you might be sliiiiightly wrong. Asumsi atau persangkaan pertamamu bisa jadi hanyalah apa yang terlihat di permukaan. Hal ini termasuk pula ketika kita baru berkenalan dengan seseorang. Jadi, berilah ruang untuk mencoba mencari tahu, bukannya ujug-ujug langsung menilai begitu saja tanpa mengerti aslinya. Jangan menghakimi orang berdasarkan asumsi tak berdasar. Siapa tahu, persangkaanmu berbalik seratus delapan puluh derajat, seperti aku dengan cerita peminatanku. Semoga sedikit tulisan ini bisa bermanfaat yaa. 

Ditulis oleh Asti, mahasiswa kespro yang sedang menyusun skripsi (mohon doanya!)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Bermuara

Obrolan empat di lima