Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Halo! Long time no see. Uh, kira kira setahun lebih rupanya. Bagaimana kabar?
Di kesempatan kali ini saya hendak berbagi sedikit pengalaman saya kemarin, yaitu membuat surat keterangan kesehatan, surat keterangan tidak buta warna, dan surat keterangan bebas NAPZA di RSUD Banyumas. Saya harap tulisan ini bisa bermanfaat :)



Jadi sehari setelah pengumuman hasil seleksi jalur SNMPTN (alhamdulillah saya lolos), teman saya menghubungi lewat whatsapp, bertanya kurang lebih seperti ini, "kamu mau ngurus berkas berkas buat daftar ulangnya kapan? Kalo mau ngurus bareng-bareng yaa, soalnya ribet,"
Saya tanya balik, memangnya apa saja yang harus diurus? Kemudian dia mengirimkan screenshot postingan ig universitas.

Wah rupanya banyak juga yang mesti diurus (menurut saya waktu itu). Ada scan dan fotokopi kartu keluarga, surat keterangan penghasilan orangtua, PBB, tagihan listrik, air, telepon, dsb dsb. Termasuk juga suket kesehatan, buta warna dan bebas NAPZA yang tadi saya sebutkan sebelumnya. Orangtua menyarankan saya untuk segera mengurus segala sesuatu yang diperlukan, kemudian juga menyarankan untuk membuat suket kesehatan dkk itu di RSUD Banyumas saja (paling deket rumah haha). Oke saya manut.


Saya nyari temen buat kesana bareng, tapi rupanya nggak ada yang jodoh. Ada yang udah mbikin, ada yang mau mbikinnya besok lagi, dan yang terakhir ada yang mau mbikin di tempat lain. Setelah menerima sejumlah penolakan itu (kok ini malah curhat ya?) saya akhirnya pergi sendiri aja (hiks). Mandiri dong, saya nyepeda kesana sebelum jam 8. Gowes gowes sendiri, keringetan sendiri. Nggak papa pemirsa, saya kuat kok (hiks). Oh iya kalau pake sepeda parkirnya nggak mbayar loh di RSUD Banyumas (ini penting banget jadi harus ditulis wk)


Ini intronya kelamaan ya? Haduh maafkan daku
Sampai disana saya langsung ke meja pendaftaran, mengisi data diri seperti nama, TTL, alamat, NIK (untung bawa KTP ehehe). Yaa standar gitu. Terus di paling bawah kita nulis keperluannya apa. Saya nulis 'surat keterangan kesehatan, tidak buta warna dan bebas NAPZA'. Oh iya sama mbak mbaknya dikasi kertas nomor antrian ke loketnya(?).

tempat pendaftaran
Nggak perlu waktu lama nomor saya udah dipanggil. Saya menyerahkan kertas data diri tadi, terus sama petugas saya dikasih kartu berwarna hijau yaitu kartu berobat pasien dan semacam stiker yang berisi nama dll. Saya diberi pesan agar kartu itu dijaga baik-baik, jangan sampai hilang dan dibawa kalau berobat ke RSUD Banyumas lagi. Oke siap. Saya dipersilakan untuk ke klinik check up.


Sesampainya di klinik check up, saya kembali mengisi data diri. Data umum, lalu nama orangtua/suami/istri (kalau nggak salah), umur, berat badan dan tinggi badan, kurang lebih seperti itu. Alhamdulillah di klinik checkup ini saya ketemu dengan teman SMP saya, jadi nggak begitu ngerasa kaya anak ilang, hihihi. Setelah itu saya masuk ke ruangan untuk diperiksa sama dokternya. Dokter menanyakan mengenai riwayat kesehatan, misalnya pernah opname apa nggak, punya asma atau penyakit jantung apa nggak, kalau habis makan suka merasa mual apa nggak, terus kalau dari posisi jongkok ke berdiri berkunang-kunang apa nggak (ini ditanya doang, nggak dipraktekin kok). Setelah itu diperiksa detak jantungnya. Sambil nulis hasilnya saya diajak ngobrol sama dokternya (ini perlu
ditulis nggak sih? Wkw)

kalau ditotal 297k
Setelah itu sama petugas di klinik checkup itu dibuatin semacam surat pengantar ke poli mata untuk cek buta warna dan ke laboratorium untuk tes NAPZA. Saya juga diberi semacan kertas tagihan(?) yang berisi rincian biaya yang akan dibayar untuk serangkaian tes tersebut. Yuk capcus ke poli mata
dulu.


Saya menyerahkan surat pengantar ke petugas di poli mata, lalu menunggu di luar poli. Poli mata waktu itu ramai, kursi tunggunya hampir semuanya terisi. Jadi cek buta warna ini ngantrinya dijadiin satu sama yang periksa mata dll. Otomatis nunggunya cukup lama. Untung kemarin kemarin saya download e-book novelnya Tere Liye, jadi selama nunggu ini saya anteng mbaca novel di hape, hihihi. Daripada cuma bengong yakan? Saya ngelanjutin baca 'Ayahku (bukan) Pembohong'. Ceritanya menarik.





Setelah menunggu sekian lama, akhirnya nama saya dipanggil, berbarengan dengan teman SMP saya tadi yang rupanya juga mau periksa buta warna. Kami dites dengan buku kecil semacam album foto, kami disuruh menyebutkan angka yang tampak. Tesnya nggak sampai lima menit. Kami lalu menunggu sebentar untik dicek mata sama dokternya. Waktu dicek, saya ditanya apakah memang sehari-hari pakai kacamata. Jadi di surat keterangan itu ada tulisannya tidak buta warna/buta warna parsial/ buta warna total. Ada juga mata kanan dan mata kiri itu dengan atau tanpa kacamata. Suratnya ditandatangani dokter, lalu ditandatangani saya sendiri. Yey kelar sudah urusan di poli mata.
poli mata cukup ramai


Selanjutnya adalah ke laboratorium untuk tes NAPZA. Saya ambil nomor antrian yang ada di depan laboratorium, lalu menunggu sampai dipanggil. Setelah dipanggil saya menyerahkan kertas pengantarnya, lalu diberi wadah kecil yang sudah ditulisi nama saya untuk tes urine. Saya disuruh untuk mengisi setengah wadah saja. Oke, berangkatlah ke WC. Jadi karena ngisinya kepenuhan, saya membuang supaya tinggal setengah wadah. Eh nggak taunya buangnya kebanyakan, urine di wadah nggak nyampe setengah! Jadinya saya yang sempat bingung pun memutuskan buat minum yang banyak (tinggal sedikit sebenarnya persediaam minum saya, efek nyepeda ke rumah sakit sih huhu) dan nunggu buat pipis lagi . Hahaha, what an experience!

Wadah itu lantas saya letakkan di meja di depan laboratorium (memang disitu tempatnya) dan saya pun memutuskan untuk pulang, soalnya hasil laboratorium baru selesai setelah dua jam. Sebelum pulang, saya ke kasir untuk membayar.
lokasi kasir ada di belakang patung ibu menyusui
 Lalu, saya kembali ke klinik checkup untuk menyerahkan kuitansi dan kertas yang sudah diperoleh yaitu suket buta warna. Jadi besok supaya semua suket diambil sekalian ke klinik checkup itu lagi. Oke siap. Lama kelamaan aku jadi hafal wajah ibu ibu di klinik check up ini, hihi.
Saya pun akhirnya pulang, kembali bersepeda sampai rumah~


Keesokan harinya...
Kembali ke lokasi dengan naik sepeda (lagi) dan sendiri (lagi). Nggak papa saya kuat kok. Langsung ke laboratorium buat ngambil hasil. Tertera hasilnya negatif semua. Aman guys. Saya disuruh ke klinik check up lagi. Nah disini sempat terjadi miskomunikasi. Saya nanya bukankah harusnya ke poli jiwa (soalnya kemaren ibu ibu di klinik check up sempet bilang abis dari lab itu kesana). Trus ibu yang di lab itu njawab, iya ke poli jiwa. Berangkatlah saya ke sana.

jalan ke poli jiwa
Poli jiwa itu lokasinya ada di belakang, sakura. Lumayan jaraknya kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Anggep aja olahraga. Saya sempet was was takut ketemu orang yang lagi 'sakit' disekitar situ, secara saya jalannya sendirian hahaha. Alhamdulillah gada masalah, saya sampai di poli jiwa dengan selamat. Sesampainya disana saya menyerahkan kertas hasil tadi, terus bu dokternya bilang harusnya ke klinik check up dulu buat ambil semacam surat pengantar untuk membuat surat keterangan bebas narkoba. Oh begitu. Saya langsung menghembuskan napas panjang, batin saya, oke ke klinik checkup terus balik kesini lagi nih? Rasanya kepengen banget minjem sepeda punya perawat yang ada disini.
Akhirnya saya pun kembali melangkah ke klinik check up. Jadi mungkin maksud ibu yang di lab tadi adalah "iya mbak, habis dari klinik check up ntar ke poli jiwa". Uh, miskomunikasi.



Oke jadi saya hari itu berolahraga. Setelah saya menyerahkan kertas dari klinik check up ke poli jiwa, saya pun dipersilakan untuk menunggu. Oh iya untuk informasi, poli jiwa di RSUD Banyumas hanya buka sampai jam 12 siang. Saya sarankan kalau mau mengurus surat surat seperti ini ada baiknya
berangkat pagi pagi alias 'gasik' supaya tidak begitu mengantre.
penyuluhan tentang narkoba
Poli jiwa waktu itu bisa dibilang ramai karena kursi tunggu yang jumlahnya banyak itu sudah terlihat penuh. Kebetulan waktu itu ada penyuluhan mengenai NAPZA dari dokter dokter muda di tempat tunggu itu. Lumayan lah jadi saya nggak perlu baca ebook lagi untuk membunuh waku. Sesi tanya jawab cukup menarik untuk disimak karena ibu ibu yang bertanya menyampaikan pertanyaannya dengan runtut dan jelas. Alhamdulillah saya dapat pengalaman juga.
dokternya masih muda-muda, hihi

Rupanya saya tidak perlu menunggu begitu lama (yang jelas waktu di poli mata itu nunggunya yang paling lama). Beberapa saat setelah penyuluhan usai, nama saya dipanggil dan saya pun menerima surat keterangan bebas NAPZA. Saya kembali ke klinik check up untuk yang kesekian kalinya dan untuk terakhir kalinya. Kalau dihitung, saya ke klinik check up itu 4 kali hahaha. Terima kasih banyak untuk ibu yang ada di klinik check up atas bantuannya :D saya akhirnya pulang dengan membawa surat keterangan yang saya perlukan yang ada di sebuah amplop coklat besar.


jalan-jalan di rumah sakit
Ya, kurang lebih begitulah pengalaman saya dalam mengurus berbagai suket.
Saran saya dari pengalaman itu :
1. Berangkat pagi pagi biar nggak begitu antre
2. Bawa uang yang cukup.
3. Bawa buku bacaan atau semacamnya biar ada kerjaan waktu nunggu, lebih lebih kalau kamu pergi sendiri seperti saya :"
4. Bawa air minum atau mungkin cemilan kalau kamu mau
5. Bawa KTP soalnya waktu ngisi data diri ada NIK. Tapi kalau kamu udah hafal NIK sih nggak masalah menurut saya.
6. Jangan ragu untuk bertanya kalau memang nggak tahu ya kawan. Menurut pepatah, malu bertanya sesat di rumah sakit (?)



Sekian, terima kasih telah membaca dan maaf jika banyak kekurangannya. Semoga bermanfaat :)

Komentar

  1. Balasan
    1. Kalau berangkat pagi banget bisa sehari selesai. Tapi kalo agak siangan bisa 2 hari, soalnya cek lab untuk bebas napza kalo nggak salah 2 jam

      Hapus
  2. Kak kalau surat kesehatan jasmani dan rohani plus NAPZA kira2 berapa biayanya ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf kurang paham karena waktu itu saya tidak membuat surat keterangan sehat rohani 🙏 kalau rincian yg lainnya ada di foto nota diatas

      Hapus
    2. Surat Keterangan Sehat Jasmani ga pakai Rongten ya mba?

      Hapus
    3. Kalau saya waktu itu tidak

      Hapus
  3. Balasan
    1. Waktu itu totalnya 297.000, untuk rinciannya ada di foto nota di atas

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obrolan empat di lima

Perjalanan spontan