Kelabu milikku.


Maaf jika tak semudah itu aku membagikan kelabu

Kurasa itu kisah-kisah yang kamu tak perlu tahu

Maaf aku memilah siapa yang bisa menerima kelabu

Karena ia memberatkan, membuat tak nyaman


Lucunya, aku sudah menyiapkan patah hati sejak juli

Lantas tiba-tiba muncul tunas-tunas harapan; kemungkinan

Lantas aku mencoba berlari, menyesuaikan langkah kaki

Tapi lintasanku lebih panjang, bak tak bertepi

Yang menjadi milikmu ternyata bukan milikku

Dan akhirnya, aku berjua kecewa 

Tapi mencoba tersenyum dan ucap tak mengapa

Setiap perjalanan berbeda, aku rasa 


Meski begitu, ada waktu dimana aku bersembunyi dan mengunci pintu

Karena ternyata aku juga bisa tersedu

Kutahan mereka hingga hanya terdengar di kepalaku

Tidak ada yang perlu tahu tentang kelabu

Ini konsumsi pribadiku


Dan aku tak menyangka aku meledak juga

Di waktu tak terduga, di tempat tak terduga

Lantas selembar tisu itu basah kuyup

Aku ingin pulang, ujarku

Aku tak sekuat itu, batinku

Lantas memutuskan pulang tanpa pamit

Lantas mencoba berunding dengan diri, apa yang baru saja dialami

Merasa itu tak apa, karena kita manusia

Yang menjadi penentu adalah pilihan untuk bangkit atau berlarut

Yang aku tahu, kamu pejuang

Kita jalan terus ya? 

Meski ujungnya belum kelihatan

Kita jalan sama sama ya? 


Terima kasih, karena kamu mau memahami kelabu

Kurasa, karena tidak ada pilihan bagimu

Kita mendewasa sama sama ya? 

Sampai kita bertemu hikmahnya

Sampai kita bisa tertawa mengenang ini semua

Sampai kita semakin kuat dari sebelumnya

Sampai kita tidak ada batasnya


Banyumas, 21 Agustus 2023

Ketika diri merasa lelah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Obrolan empat di lima

Perjalanan spontan