Thoughts on "Merawat Luka Batin"

Bulan Mei lalu, aku dikado temenku sebuah buku yang sampulnya warna kuning. Judulnya Merawat Luka Batin, karya dr. Jiemi Ardian yang kebetulan aku follow juga di twitter karena konten-konten edukasinya terkait kesehatan mental. Kata temenku reviewnya bagus, dan lagi rame juga. That's so kind and thoughtful of her to choose that book as a gift. Shout out to Mada, my deskmate back then in senior high school-which now turns into business mate, hihi


Buku ini membahas tentang depresi dan bagaimana seharusnya kita menanganinya. Selain sebagai buku self help, buku ini juga kerasa seperti materi kuliah juga, karena kebetulan agak mengingatku ke matkul psikologi kesehatan jaman semester-semester awal dulu. Materi kuliah in a good way ya, soalnya yang dibahas itu bikin kita penasaran dan pengen cepet baca lagi biar segera tahu lebih banyak. Yang dibahas mulai dari pengertian, persepsi, penyebab, sampe ke gimana sikap kita sebaiknya terhadap depresi itu sendiri. Btw tulisan ini aku buat tanpa buka bukunya lagi karena kebetulan bukunya lagi nggak di rumah, jadi aku tulis dengan mengandalkan ingatan yang masih nempel di kepala, hihi. Seingetku, di buku ini dijelaskan gimana cara menanggapi si depresi ini, baik sebagai orang yang mengalami, ataupun sebagai caregiver dari orang depresi (caregiver = orang yang merawat).

Menurutku, baca buku ini bikin aku sedikit banyak lebih tahu dan belajar memahami depresi. Selain itu, menurutku pembahasan disini juga bisa kita terapkan secara umum, bukan hanya ke pasien depresi, tetapi juga ke penderita penyakit yang lainnya. Bahasan tentang caregiver disini bisa ditarik garis secara umum, gitu. Kaya misalnya gimana seharusnya kita membantu orang yang lagi sakit, how to deal with sadness, dan juga bagaimana kita sebagai caregiver juga menjaga diri sendiri. Aku inget banget bahwa di buku ini dijelasin bahwa caregiver harus menjaga kesehatan dan kewarasan mereka sendiri juga, karena baik pasien maupun caregiver sedang melalui hal yang tidak mudah, membuat lelah, membutuhkan segenap tenaga. Menjaga orang sakit bukan berarti kita awur-awuran sama kesehatan kita sendiri karena selalu mengutamakan yang sakit tersebut. Kita harus jaga diri kita juga, karena bagaimana pun diri kita juga berharga, dan untuk jangka panjangnya, kita harus jaga kondisi kita supaya bisa optimal juga dalam membantu yang sakit.

"Take care of yourself so you can take care of people around you."

Mirip-mirip sama konsep donor darah dimana si pendonor itu syaratnya harus sehat dulu. Ya sehat, ya tensi dan HB-nya bagus, ya memenuhi syarat. Baru deh dia bisa mendonorkan darahnya buat membantu orang lain. Kalau kondisinya lelah lemah letih loyo lunglai, mana bisa? Jadi menjaga kondisi kita sendiri menjadi hal yang penting, supaya kita bisa dengan leluasa membantu orang lain. I think we can apply this on a daily basis of our life.

Qadarullaah, di momen-momen aku baca buku ini bertepatan juga dengan salah satu kerabatku yaitu tante yang sedang sakit. Waktu itu kami bergantian menjaga di rumah sakit, dan aku nungguin sambil nyicil baca sampai selesai. Rencana Allah itu bener-bener hebat, sampai-sampai bacaanku cukup relate dengan kondisi kami saat itu. Jadi berbekal buku itu, alhamdulillaah jadi belajar hal baru yang kiranya bisa diterapkan juga di momen itu. Soalnya kaya yang udah aku sebutin di awal, konsep 'merawat' di buku ini menurutku bisa ditarik garis lurus ke arah yg lebih umum ke pasien di luar pasien depresi juga. MasyaAllah, kadang takjub juga sama settingan yang udah Allah buat untuk kita, momennya bisa pas kaya gitu. Alhamdulillaah kondisi tante terus menunjukkan perkembangan dan kemajuan. Mohon doanya yaa supaya tante semakin sehat setiap harinya, aamiin.. 

baca di RS

Buku ini bikin aku ngerasa bahwa aku baca ini bukan cuma buat aku sendiri, tapi juga untuk orang lain. Buku ini cukup membantuku lebih belajar memahami tentang orang di sekitarku. Recommended! Karena sebelum-sebelumnya buku yang aku baca lebih ke self help atau pengembangan diri, lebih fokus ke diri kita sendiri dulu. Aku jadi penasaran, buku-buku apa lagi ya yang bisa membantu kita memahami diri sendiri dan orang lain? 

Kalau ada rekomendasi bacaan dari pembaca, tolong tulis di kolom komentar yaa. Makasih banyak udah membaca, semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan ini. 


Banyumas, 20 Agustus 2023
Ditulis ketika agustus lagi rame-ramenya (dalam hidupku)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Bermuara

Obrolan empat di lima