Bermuara
Ternyata yang berawal akan berakhir, ya?
Momen-momen selebrasi memang menyenangkan untuk didokumentasi, tetapi selagi melakukannya, sekelebat segenap memoriku seolah terputar kembali.
Aku yang dulu masuk kuliah masih berangkat pakai sepeda, belum mahir bersepeda motor. Aku yang dulu ketika di kos tidak ada kegiatan justru memilih membaca ulang materi kuliah, atau mengintip materi esok hari. Aku yang dulu masih teramat polos, pakai bedak yang laksana sekali tertiup angin hilang sudah ia. Aku yang dulu senang hidup prihatin, menghemat pengeluaran dengan berlangganan rames seharga tiga ribu di warung langganan sebelah kosku.
Aku yang dulu perlahan terus belajar, belajar dan belajar, tidak terbatas di kelas dengan pendingin ruangan saja. Ada kalanya ia setiap hari mengurusi berbagai acara, warna warni kalender digital dibuatnya, supaya tidak pusing kepala atau saling bertabrakan. Ada kalanya ia belajar berorganisasi, menyatukan satu pikiran dengan yang lainnya, dengan teman-teman yang mereka tumbuh sama-sama. Termasuk pula segenap praktikum, merancang program, ambil data, menjadi enumerator penelitian dosen, mengoordinasi beberapa donor darah, dan pengalaman lainnya.
Aih dia coba-coba juga mendaftar beasiswa, alhamdulillaah ada disitu rejekinya. Merasakan tinggal di asrama, dengan teman-teman yang luar biasa. Belajar sepeda motor sampai semakin lihai dan bisa. Terguncang oleh pandemi, memaksa keadaan untuk selalu berdiam dan bersendiri, terpisah dari kawanan. Namun demikian banyak warna-wani yang terus ditawarkan, meski jungkir baliknya juga tentu ada. Tiba-tiba merancang berjualan sebab diajak teman, siapa sangka ternyata masih berlanjut hingga sekarang. Pengabdian masyarakat di desa, mengajar di surau-surau. Merasakan kuliah di negeri orang, merasakan apa yang orang bilang sebagai merantau; pendewasaan diri. Mengambil berbagai hikmah dan pengalaman. Pernah juga merasa hilang.
Teman-teman yang senantiasa mendukung. Mendatangi satu per satu segenap seminar dan wisuda kawan hingga tak terhitung berapa banyak yang telah aku hadiri. Kebingungan dan sesekali tangisan ketika berhadapan dengan tugas terakhir, berbagi sambat tipis-tipis di perpustakaan. Mendatangi perpustakaan hampir setiap hari, sesekali memejamkan mata di sana saking lelahnya. Bolak balik dari rumah ke kampus, demi konsentrasi dan kondusifnya pikiran. Drama menunggu bimbingan yang tidak pasti, serta drama-drama lainnya. Perlahan semakin mengenal diri, kemudian makin bisa menghargai diri dan segenap prosesnya, sekecil apapun itu.
Pada akhirnya, semua selesai juga ya? Meski berlelah-lelah begitu, tapi mengesankan juga ya?
Meski tangismu tak terhitung ada berapa, tapi akhirnya aku sampai di muara. Ada banyak cerita, pengalaman dan hikmah yg aku terima di perjalananku sebagai mahasiswa. Sungguh aku sangat bersyukur dengan kesempatan yg aku punya. Menakjubkan, tidak sepenuhnya terbayangkan. Aku tahu akhir ini bukan akhir betulan, melainkan akan menjadi awal yang baru menuju perjalanan berikutnya. Aku akan terus bertumbuh, aku akan terus belajar. Karena belajar itu tidak terbatas dan tidak akan pernah berhenti.
YaAllah, semoga Engkau meridhoi segenap usaha dan doaku, semoga Engkau berkahi ilmuku, dan izinkanlah ia menjadi ilmu yang bermanfaat nanti. Mudahkanlah urusan teman-temanku yang tengah berjuang menuntut ilmu, juga temanku yang berproses menuju karir dan bekerja, serta temanku yang perlahan tengah membangun keluarga. Berkahilah proses kami yaAllah. Semoga apa yang kami lakukan, adalah baik di mata-Mu. Semoga lelah-lelah kami pun terhitung pahala ibadah, pahala kebaikan.
YaAllah, terima kasih atas segala nikmat-Mu yang tak bisa ku hitung karena banyaknya adalah tak terhingga. Jagalah aku yaAllah, jagalah aku yaAllah, jagalah aku yaAllah untuk selalu berada di jalan-Mu. Sayangilah aku yaAllah, hingga di kemudian hari aku bisa berjumpa dengan-Mu, dalam kondisi terbaikku. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Banyumas, 29 November 2023
InsyaAllah segera wisuda
Komentar
Posting Komentar