Mengenali hujan

 


"Hujannya deras juga,"
Aku tidak langsung merespon perkataannya karena tengah mengetik membalas pesan dari mama. Lantas aku bertanya karena melewatkan momen menjawab tadi, "gimana?" bermaksud meminta dia mengulangi perkataannya.
"Akhir tahun, musim hujan." sahutnya.
"Memang begitu, selalu begitu, bukan?" aku bertanya sekaligus mengiyakan.
"Iya, hujannya deras juga." ucapnya lagi, menerawang ke depan. Ada lalu lalang kendaraan, kami tadi mampir sebentar membeli sedikit camilan. Aku memandangnya tak mengerti. Langit hari ini benar-benar bersih, tidak ada satupun awan menggantung. Matahari dengan bangga memancarkan sinar cerahnya, khas siang hari di pinggiran kota ini. Hujan di sebelah mana yang dia bicarakan?
"Are you okay?" cetusku pelan, sedikit menggamit lengannya. Sesaat tidak ada jawaban. Sekarang aku melihat mendung yang perlahan kian menggelap. Bukan, bukan di bentangan langit ini.
"Hujannya deras sekali." ujarnya lagi, tersenyum konyol, bercampur sendunya dengan tawa yang dipaksakan. Lantas hujan turun, sedang aku hanya mendengarkan. Menepuk bahunya, memberi isyarat dia tak sendirian.
"Aku temani kamu meski badai sekalipun." pungkasku. "Kita cari arah sama-sama."


Purwokerto, 30 November 2023

Mendengarkan merdunya hujan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Bermuara

Obrolan empat di lima