Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

For my younger self

Kehabisan prompt untuk journaling , kami pun memutuskan untuk mencari prompt baru di internet. Sampai akhirnya aku menemukan pertanyaan / prompt yang cukup menarik.  "What 3 things would you share with your teenage self?" Setelah merenung sejenak, aku menuliskan tiga hal yang terlewat di pikiranku. Ditulis manis-manis.  Ternyata, hidup itu seru. Akan selalu ada hal-hal baru atau tantangan baru yang membuat hidupmu lebih meriah dan lebih bermakna. Lihat besok dan rasakan sendiri. Atau buat gebrakan seru di hidupmu mulai dari sekarang. Waktumu masih panjang, jadi manfaatkan itu dan nikmati selagi menjalaninya.  Banyak orang yang sayang sama kamu, dan begitu pula sebaliknya. Maka bertumbuhlah dengan baik, karena alhamdulillaah kamu punya rejeki berupa lingkungan yang sebegitu baiknya pula. Ternyata kamu sesayang itu sama keluarga dan orang-orang terdekatmu, dan begitu pula sebaliknya.  Jangan lupa buat terus libatin Allah dalam semua langkah dan prosesmu. Selipkan niat. Wajar k

Niat baikmu itu

Gambar
  Selipkan  niat-niat baikmu itu Kalau  kamu terlupa untuk menggunakannya ketika memulai sesuatu Selipkan  di tengah perjalanan, tak apa Niat-niat  baik itu harus selalu diadakan, diciptakan Biar  kita melakukan apa-apa dengan kesadaran Selipkan  niat-niat baikmu itu Selipkan  syukur-syukurmu itu Kala  hidup terasa gerah semua susah Pasti  ada hal yang bisa disyukuri betapapun ukurannya itu Selipkan  syukur-syukurmu itu Biar  lebih ringan langkahmu, ikhlas batinmu Sesederhana  cuaca yang mendukung, atau kaki yang dimampukan untuk melangkah banyak-banyak Maka dalam perjalananmu, di penjelajahanmu Selipkan  syukur-syukurmu itu Selipkan rindu-rindumu itu Kala jarak atau waktu tengah terbentang dengan siapa saja Entah dipisahkan ruang, entah dipisahkan waktu Selipkan rindu-rindumu itu Mengudara dan melangit dalam doa yang sama baiknya Untuk siapa, semoga selalu baik-baik saja Semoga selalu dalam lindungan-Nya Selipkan rindu-rindumu itu Selipkan senyum gembiramu itu Meski hidup pasti ada sa

...is now charging

Gambar
  Kadang , bertemu dengan teman sebaya barang beberapa menit adalah salah satu cara untuk membuat hidup ini tidak terasa begitu sendirian. Padahal, di umur-umur sekarang ini agaknya semua orang berkutat dengan kesibukan. Namun ketika kawanmu berkenan meluangkan beberapa menitnya untuk berjumpa, lain rasanya. Meskipun pertemuannya kilat begitu cepat, life update belum tersampaikan semua, tapi rasanya energimu sudah terisi ulang. Meskipun kondisi kita sama-sama lelah, atau mungkin kawanmu habis mengurusi hal-hal pelik, ada sedikit rasa tenang yang terbit. Karena ada yang secara tidak langsung membersamai, meski kita tengah meniti perjalanan kita sendiri-sendiri. Saling mendukung, saling menguatkan. Sama-sama mengimbau untuk cerita saja kalau ada apa-apa. Yang kadang untuk sekedar berfoto bersama pun kita terlupa, karena tenggelam sebab obrolannya. Lucu ya, manusia manusia ini. Sisterhood is something sweet. Because family is not always by blood. Purwokerto , 29 Agustus 2024 Fo r my lov

Temu, kamu (2)

Gambar
  Kursi di hadapan nampak kosong Yang semestinya menempati belum kelihatan Mungkin sedang di jalan, mungkin mampir dulu kemana Lantas nanti dia menarik kursi itu dan berkata "maaf, udah nunggu lama ya?" Sedang aku sudah menyiapkan berlusin obrolan Tanpa keberatan aku akan menyahut "engga, baru aja kok," Sambil mengaduk teh limun yang gulanya telah larut sejak tadi, sudah tidak hangat lagi Di hadapan layar pekerjaan yang sudah kuselesaikan jauh-jauh lagi Tersenyum tipis tipis, malu kalau terlalu lebar sumringah nampak olehnya Dalam hati aku berkata kecil "aku senang menunggu kamu, tidak keberatan sama sekali," Lalu perbincangan kita akan mengudara, memenuhi ruangan ini hingga sesak Antara aku, kamu, kita.  Purwokerto, 29 Agustus 2024 Harusnya aku merekap, bukannya melamun

Tiap bulan delapan

Gambar
  Habis isya ya? Jadi hari ini? Iya, jadi. Kan tadi sudah dibilang. Dimana? Di selatan? Infokan apakah sudah di lokasi. Isolasinya udah beli belum? Wara-wiri setahun sekali ini meskipun memanglah riweuh, tetapi sayang dilewatkan. Maksudku, kapan lagi kami berkumpul melingkar berdiskusi atau melempar haha  haha hihi dengan tetangga seumuran kanan kiri? Meski tak sepenuhnya seumuran, sih. Kami masih tinggal di desa, tetapi kesibukan yang menelan waktu 'anak-anak jaman sekarang' memaksa mereka sulit berinteraksi di lingkungannya. Sekolah sampe sore, pulang ke rumah alangkah enaknya kalau rebahan saja, istirahat. Hari yang ditempuh sudah panjang, energinya sudah menipis. Maka hari-hari seperti ini baiknya tidak disia-siakan. Peran kami jadi segala mengurus, menjadi yang disebut sebagai panitia karena terhitung sudah lebih dewasa, tidak ikut lomba-lomba melainkan menjadi penanggung jawabnya. Berikut acara malam tujuhbelas yang menghadirkan semua warga, berikut serba-serbi hadiahny

Temu, kamu.

Gambar
  " Btw abis dari mana aja, kok baru nyampe?" Mungkin itu akan menjadi salah satu pertanyaan yang aku lontarkan padamu, nanti ketika bertemu. Mungkin kamu akan terkekeh sambil garuk kepala, mencoba menjabarkan dan menjelaskan perjalananmu kemarin. Atau mungkin sebaliknya, wajahmu jadi serius menjawabnya. Atau mungkin saja kamu akan iseng bertanya balik aku sendiri habis dari mana. Mungkin kita akan sama-sama tertawa. Karena kita kemarin belum bertemu. Atau mungkin sudah pernah bertemu, tapi sama-sama tidak saling tahu. Ada banyak rencana yang sudah aku susun, bahkan sebelum aku tahu itu kamu. Karena begitulah, aku bukan orang yang bisa sepenuhnya mengandalkan spontanitas. Aku perlu memikirkan segala hal yang penting matang-matang. Mungkin aku bisa melakukan sesuatu dengan spontan, tapi aku tahu sendiri bahwa hasilnya akan jauh lebih baik jika sudah aku rencanakan. Semoga kamu bisa memahami itu, sehingga nantinya kita berkolaborasi menyiapkan jalan kedepan yang akan kita te

Perjalanan spontan

Gambar
  "Mba, kapan ada waktu kosong?" "Gimana sayang, kamu udah mau pergi kah?" "Ayoo ke pwt 😆" --- " Kamu balik siang ini? Nanti habis aku packing jualan, kami mau main. Tadi aku nanyain kamu balik jam berapa barangkali bisa ikut sekalian," " Apa aku balik besok pagi aja ya?" --- Kadang  memang ada hal-hal yang diluar rencana, tapi membawa memori yang kuat juga. Siapa yang menduga sore tadi kami menyusuri jalan aspal yang hancur, demi menjangkau tempat baru yang katanya indah itu? Tetapi aku tidak protes- karena benar tempatnya memang indah. Hanya perlu sedikit kesungguhan hati dan tentunya berhati-hati karena jalan yang manjat temurun, kumplit dengan kerikil dan lubang-lubang. Cahaya  matahari masih agak panas dan silau ketika kami memutuskan untuk duduk di meja kursi paling ujung dari tempat masuk. Lantas mengambil sejumlah kudapan dan minuman, kembali membawanya melalui jalan yang miring turun, sambil merasa sedap-sedap sedikit karena a

Ada yang..

Gambar
  Ada yang menemukan dunianya hari ini Lengkung senyumnya membentang dari ujung ke ujung Tak lekas surut, justru berkepanjangan Beruntung sekali Ada yang keliru menemukan dunianya hari ini Yang dikira apa, ternyata sebaliknya Bayangan dan prediksi nanti bak tersapu ombak Lantas kosong, lalu lengang Ada yang menikmati cuaca sore ini Teduh, awan menggantung, mentari hangat Cocok untuk berjalan-jalan, menjelajah Sesekali bersenandung Lalu kamu sendiri, sedang apa? Banyumas, 25 Juli 2024 Kapan ya?

About this blog

Gambar
  Hai ! Kenalin, nama aku dea. Blogspot ini ibarat rumah yang aku bangun dari jaman aku piyik, di laboratorium komputer sekolah. Isinya? Jangan ditanya lagi, gado-gado. Campur-campur, tapi bukan campur sari, sih. Isinya ya tentang apapun, segala hal yang sempat nyangkut di kepalaku, dan sempat juga aku tuangkan ke dalam tulisan. Bagiku, menulis itu bagai menyusun dan menata semua isi kepala yang terkadang bundet ruwet. Menulis juga mengizinkan aku untuk lebih mengenal tentang diriku sendiri. Seperti tempat diskusi antara aku dengan aku. Ya, saya aslinya dua orang. Tulisan yang entah apa-apa saja ini, ternyata di kemudian hari rasanya seperti jejak bagiku. Bahwa aku pernah merasakan dan mengalami sesuatu, berusaha memprosesnya, hingga meninggalkan kesan bagiku. Suatu jejak bahwa ternyata aku terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Melihat balik, aku bisa tersenyum atau garuk-garuk kepala menerima nasihat dari aku yang lalu. Tulisan adalah salah satu caraku untuk berkomunikasi, baik itu p

Obrolan empat di lima

Gambar
Kami adalah manusia-manusia yang sama-sama tengah menavigasi hidup Sibuk menentukan arah yang langkahnya, kemana harus membidik Bertanya dan berdiskusi tentang kapan, tentang waktu paling tepat Bercerita tentang risau tetap di lingkungan sendiri atau pergi menjelajah ke tempat lain Kami adalah manusia-manusia yang butuh rutinitas Yang sering mempertanyakan hidup jika tidak berbuat apa-apa Yang tidak ingin menyia-nyiakan apa yang telah dipunya Yang terus-menerus mengukur rasa cukup Kami adalah manusia-manusia yang saling menguatkan Di tengah dunia yang masih belum kita pahami juga cara kerjanya Mencoba mengajari satu sama lain, meskipun tidak ada ilmu pasti yang sesungguhnya Kami adalah manusia manusia yang sejenak perlu mengobrol mengeluarkan isi kepala Begitu saja, sederhana.  Sokaraja, 23 Juli 2024 Andai bisa, mungkin sampai larut! 

Jatah rehat raga

"Belakangan ini tidurku malem terus. Padahal biasanya selalu gasik ," cetusku ketika tengah di dapur dengan mama. Bukan, kami bukan sedang memasak. Entahlah tadi, kami beres-beres sisa kehebohan khas pekan-pekan selepas Idul adha.  "Iya, kamu," Mama mengamini pernyataan itu. "Kenapa kaya gitu?" lanjutnya.  "Nggak tau ya.. Apa karena udah terlanjur beberapa hari? Jadinya keterusan," aku mencari alasan paling masuk akal, karena aku sendiri juga lelah dengan ritme tidurku yang kurang tepat ini.  Kalau boleh dipikir lebih jauh, mungkin alasannya amat mendasar; aku kurang mindful memanfaatkan waktuku. Terkadang jika dalam suatu hari aku sudah berkegiatan penuh, waktu malam acapkali aku gunakan untuk 'balas dendam'. Ini yang kemudian baru aku ketahui sebagai revenge bed time ( thanks to bunda ayundaizza yang udah mengenalkan istilah ini!).  Balas dendam yang dimaksud yaitu aku berusaha memegang kendali alias kontrolku terhadap waktu tatkala

A warm morning

Gambar
  " Dea, terima kasih sudah membereskan cucian piring tadi malem," Aku tersenyum, lantas menyahut, "Iya, kemarin sambil nungguin air mateng," Air yang kusebut adalah air panas untukku mandi tadi malam, sekitar jam satu dini hari. "Maaf ya ma dea baru mberesin yang itu, belum yang lain. Maaf kemarin dea pergi seharian," Mama menjawab dengan gestur bahwa itu tak masalah, "Nggak papa, kami juga kemarin pergi seharian." Belakangan ini semua orang rumah memang tengah sibuk masing-masing. Jeda sebentar, mama berpindah ke dapur. Aku mengikuti langkahnya. "Pagi ini dingin! Dingin kan ya ma?" laporku sembari bertanya memastikan. "Iya, dingin. Apalagi kalau baru bangun jam segini," jawab mama sambil menyentil tipis-tipis, yang kubalas dengan nyengir. Lalu aku meminta dipeluk (karena dingin!) . "Terima kasih ya udah jadi anak baik, yang minta maaf atas kesalahannya.." mama berucap lembut selagi kami masih saling merangku

Thoughts: overload

Gambar
  Pikiran yang lalu lalang berseliweran ini, setiap beberapa waktu sekali perlu dirapikan. Ditata dalam tulisan-tulisan, dikeluarkan. Ada aksara-aksara yang dirangkai untuk mengantarkan apa sesungguhnya isi dari kepala. Syukur-syukur kalau ada yang mau menyimak, mendengarkan. Namun kalau tak ada pun, tak apa. Tidak ada satu orang pun yang dirugikan. Biarkan ruwet ini diuraikan, dikelompokkan, lantas direnungkan. Apa benar jalan yang aku ambil? Apa benar apa yang aku lakukan? Apakah ini sesungguhnya yang aku inginkan? Ada pertanyaan-pertanyaan yang mencuat, mencari muka dan minta diperhatikan. Lantas diri ini akan menyampaikan harap tenang, jangan bergemuruh riuh tanpa aturan. Nanti bisa didiskusikan, nanti bisa dibicarakan. Tenanglah tenang wahai pikiran sekalian, silakan bisa duduk di kursi masing-masing, ujar sang pemimpin forum kecil itu, berusaha meredakan. Mungkin itu saja, sekelumit gambaran kondisi di dalam kepalaku. Aku hanya bisa membiarkanmu mengintip sedikit. Sisanya, i

"I wasn't born yesterday,"

Gambar
Anak kecil.  Ah, anak kecil tahu apa? 'Kan baru lahir kemarin sore. Khazanahnya akan asam garam kehidupan pasti nol besar. Kesibukannya berlarian, tertawa tanpa beban. Imajinasinya hilir mudik kemana-mana.  Kucing kecil.  Ah, kucing kecil tahu apa? Kerjanya hanya menuntut meminta makan, menunggu air minum disediakan. Sesekali menggesekkan badan kepada budaknya, minta disayang-sayang. Lantas tidur seharian tanpa pernah tahu isi pusing kepala si babu.  Aku kecil.  Ah, aku kecil tahu apa? Terlalu banyak kenaifan, masih berharap dunia memperlakukannya dengan baik-baik. Mengira dunia akan menjaganya dari marabahaya, padahal celaka ada dimana-mana. Masih kurang dibanting, kurang babak belur.  Tapi yang kecil-kecil ini, nantinya akan tumbuh juga. Meskipun bukan sekarang, tetapi kelak akan ada waktunya. Mereka punya banyak waktu kedepan, jika Allah menghendaki. Kalau kamu manusia, ia bisa mengasah diri. Memperbaiki pikirannya yang masih keliru, salah-salah menyimpulkan. Kita punya waktu. M

Mengganjal

Gambar
  Lah, cantengan. Aku menggerutu dalam hati tatkala menemui kuku yang arah tumbuhnya keliru di balik daging. Menusuk.  Kemarin-kemarin rasanya masih mengganjal biasa, jadi aku abaikan dengan harapan nanti sembuh sendiri. Ternyata sebaliknya, dari balik kulit tampak sekantung nanah bersembunyi, seolah menggoda minta dibubarkan.  Lantas aku mencari ide untuk memberikan solusi. Yaampun, hal sekecil dan sesepele ini ada-ada saja hadir dalam hariku. Meski seuprit, tapi mengganggu. Meski dibiarkan, pada akhirnya juga perlu kuatasi. Entah apa caranya, kita coba-coba. Mengeliminasi ketidaknyamanan di sela kuku jari manis sebelah kiri. Bengkak iya, dan disenggol ada nyeri sedikit. Ya sudah, jangan disenggol. Gitu aja kok repot. Bagian-bagian diri ikut menyahuti pikiranku yang kemana-mana. Iya, aslinya saya itu dua orang.  Nampak sepele, tetapi menghambat. Sempat diabaikan, tapi pada ujungnya harus dihadapi, diselesaikan. Itu satu-satunya cara.  Tetapi ini bukan tentang cantengan.  Banyumas, 8 J

Ucapan

Gambar
Unt uk menutup bulan Mei yang kata orang terasa panjang ini, aku ingin menyampaikan: selamat! Selamat sudah menempuh perjalanan panjang. Semoga untuk seterusnya pun selalu dalam keadaan selamat. Meskipun aku tahu, lamat-lamat kamu akan menghilang dari pandanganku, yang sekarang tinggal perihal waktu. Terima kasih sudah hadir, terima kasih sudah mampir. Terima kasih sudah menjadi salah satu pengaruh baik bagiku. Izin undur diri, melanjutkan perjalanan setelah bulan Mei. Tentu, aku akan berhati-hati. Dan aku akan baik-baik saja nanti. Hanya urusan waktu. Banyumas , 1 Juni 2024 Menikmati waktu berhargaku

Perjumpaan

Gambar
  Dua lima ya. Eh, dua lima? Kemarin-kemarin kamu mudah mengelak, ah kan masih ada antrian di depan. Atau berpikiran, ah itu masih beberapa tahun lagi. Atau setelah itu juga bisa berkilah, ah aku saja masih kuliah. Tapi, tapi? Siapa yang mengizinkan waktu bergulir sedemikian cepatnya? Atau barangkali waktu berjalan sebagaimana mestinya. Perlahan, berhati-hati. Namun aku saja yang tak mencermatinya. Gembira tenggelam dalam kesibukan, menyahut ah aku tak punya waktu. Bersiap-siap tetapi sangat tipis sekali. Padahal ketika sesuatu itu teramat penting bagi kita, tidak ada lagi istilah tak ada waktu. Karena bagaimanapun, karena penting, kamu akan meluangkan waktu khusus untuk itu. Itu ? Ya, memang masih abstrak lah. Tetapi kamu tahu kamu sudah mencoba berancang-ancang. Untuk lari, mungkin? Atau untuk berjalan pun tak apa. Tidak perlu tergesa-gesa, lagipula siapa yang tengah memburu? Yang penting nanti dalam perjalanan ada kawannya. Ke tempat yang dituju bersama-sama. Tapi siapa yang

Esok lagi

Gambar
  Hari masih pagi, cuaca mendukung. Di kursi pinggir kiri, aku merecall memori dua tahun lalu. Pergi dengan kereta api sendiri. Di depanku ada sejumlah pemuda yang sedang dalam trip bersama. Di seberang kanan depan ada sepasang orang tua muda dengan anak-anaknya yang antusias dan banyak bicara. Seberang kananku ada perempuan muda dengan pakaian yang cantik, dengan renda. Sedang kursi sebelahku kosong, tanpa penumpang. Memang boleh se-jomblo ini? Berbeda dengan perjalanan keberangkatan empat hari lalu yang lengang sebab malam menjelang, gerbong kereta ini dipenuhi obrolan dan haha hihi penumpang lainnya. Ya, masih pagi, baterai energi orang-orang semestinya masih terisi penuh. Karena tidak ada rekan berbincang, maka aku larut dalam lamunan. Menebak kapan selanjutnya aku melakukan hal seperti ini lagi; berpetualang, menjelajah. Yang dewasa ini aku baru sadari memang teramat menyenangkan. Pantaslah banyak orang senang mengembara (selama punya uang). Rasanya menggembirakan menyingkap pe

A letter to myself

Gambar
H i , sweetheart. Selamat hari lahir, ya? Tak terasa, sudah 24 tahun kamu hadir di dunia. Eh, apa terasa ya? Hihi Alhamdulillah , Allah karuniakan kamu umur sepanjang ini, dengan fisik yang sempurna tanpa kurang suatu apa, tubuh yang hampir jarang sakit, keluarga dan orang-orang yang mencintaimu, dan masih banyak nikmatNya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.   Semakin taat, ya? Pahamilah bahwa usia yang Allah karuniakan ini tak lain adalah untuk beribadah kepadaNya. Memberikan sebaik-baiknya manfaat bagi semua yang ada di sekitarmu. Atau mungkin bahkan orang-orang yang jauh dari kamu sekalipun. Terus berdampak, ya? Aku tahu kamu ingin terus berusaha menjadi sebaik-baiknya manusia. Meski tentu jalan di depan tidak selamanya mulus, tetapi insyaAllah kita bisa mengusahakan itu. Jadi lebih dewasa, ya? Memiliki kapasitas diri yang cukup baik, termasuk mempunyai kesabaran dan kemampuan mengatur emosi dan mengatur apa-apa seputar diri. Jadi lebih bijaksana, dan tetap memiliki kemau

Tentang syukur

Gambar
A da hal-hal yang nampaknya biasa dan kecil dalam keseharianmu, yang ternyata merupakan nikmat yang tidak semua orang bisa merasakannya. Jika kamu bisa tidur di suatu tempat dengan rasa aman, dengan atap di atas kepalamu, pakaian melekat di badanmu, dan perutmu sudah terisi bukannya kelaparan, maka itu adalah sudah cukup menjadi alasan kita bersyukur. Ibuku pernah bilang, sebagaimana manusia bisa memberikan 1001 alasan untuk tidak mengerjakan sesuatu karena ia malas, maka semestinya kita juga bisa memberika 1001 alasan untuk bersyukur. Karena nikmat Allah memang se-tidak terbatas-itu. Seperti yang kubilang tadi, hal biasa dalam keseharian juga mungkin nikmat yang tidak kita sadari. Terkadang kita teringat akan nikmat yang seolah tidak kelihatan itu, justru ketika kita kehilangannya, atau melihat betapa orang lain membutuhkannya. Sebelum salah satunya terjadi, mungkin ada baiknya kita melihat sekeliling sejenak, mengamati dengan kesadaran penuh, dan mencoba menghitung sedemikian