A warm morning
"Dea, terima kasih sudah membereskan cucian piring tadi malem,"
Aku tersenyum, lantas menyahut, "Iya, kemarin sambil nungguin air mateng," Air yang kusebut adalah air panas untukku mandi tadi malam, sekitar jam satu dini hari. "Maaf ya ma dea baru mberesin yang itu, belum yang lain. Maaf kemarin dea pergi seharian,"
Mama menjawab dengan gestur bahwa itu tak masalah, "Nggak papa, kami juga kemarin pergi seharian." Belakangan ini semua orang rumah memang tengah sibuk masing-masing.
Jeda sebentar, mama berpindah ke dapur. Aku mengikuti langkahnya.
"Pagi ini dingin! Dingin kan ya ma?" laporku sembari bertanya memastikan.
"Iya, dingin. Apalagi kalau baru bangun jam segini," jawab mama sambil menyentil tipis-tipis, yang kubalas dengan nyengir. Lalu aku meminta dipeluk (karena dingin!).
"Terima kasih ya udah jadi anak baik, yang minta maaf atas kesalahannya.." mama berucap lembut selagi kami masih saling merangkul.
"Terima kasih mama sudah lahir dan jadi mamanya kami. Kami bersyukur banget punya mama kaya mama," balasku, meresapi hangat pelukan mama. Merasakan betapa sayangnya aku pada mama. Omong-omong, kemarin hari kelahiran mama.
Semoga kelak aku juga mempunyai hubungan yang baik dengan anak-anakku, seperti aku dan mama.
It's indeed a cold morning, yet my heart feels warm.
Banyumas, 22 Juni 2024.
Dari aku yang tengah memperjuangkan tes SIM.
Komentar
Posting Komentar