Thoughts: overload

 


Pikiran yang lalu lalang berseliweran ini, setiap beberapa waktu sekali perlu dirapikan. Ditata dalam tulisan-tulisan, dikeluarkan. Ada aksara-aksara yang dirangkai untuk mengantarkan apa sesungguhnya isi dari kepala. Syukur-syukur kalau ada yang mau menyimak, mendengarkan.

Namun kalau tak ada pun, tak apa. Tidak ada satu orang pun yang dirugikan. Biarkan ruwet ini diuraikan, dikelompokkan, lantas direnungkan. Apa benar jalan yang aku ambil? Apa benar apa yang aku lakukan? Apakah ini sesungguhnya yang aku inginkan? Ada pertanyaan-pertanyaan yang mencuat, mencari muka dan minta diperhatikan. Lantas diri ini akan menyampaikan harap tenang, jangan bergemuruh riuh tanpa aturan. Nanti bisa didiskusikan, nanti bisa dibicarakan. Tenanglah tenang wahai pikiran sekalian, silakan bisa duduk di kursi masing-masing, ujar sang pemimpin forum kecil itu, berusaha meredakan.

Mungkin itu saja, sekelumit gambaran kondisi di dalam kepalaku. Aku hanya bisa membiarkanmu mengintip sedikit. Sisanya, itu urusanku untuk dimusyawarahkan. Banyak hal yang perlu kuperbincangkan, banyak hal yang menuntut untuk segera diberi keputusan. Iya, ini orkestra pikiranku, meski aku tahu tak selamanya merdu. Tapi aku menikmatinya, merasakan ketukan tempo yang tak beraturan. Rumit betul pikiran manusia ini, tetapi di saat yang bersamaan cara kerjanya pun menakjubkan.


Banyumas, 8 Juni 2024
Aku juga tak tahu aku menuliskan apa, pikiranku sedang meluber melebihi kapasitas debitnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Bermuara

Obrolan empat di lima