Menulis apa?
Aku sebenarnya nggak tahu mau menulis apa. Namun yang aku tahu, aku ingin menulis. Lagi. Karena ternyata belakangan ini nampaknya tulisanku tengah jarang hadir, meskipun mungkin nggak ada yang benar-benar nungguin juga, sih. Tapi aku merasa, aku menulis utamanya untukku sendiri. Untukku melihat jejak-jejakku sebelumnya. Untukku menyadari bahwa oh, aku pernah berada dalam berbagai macam fase kehidupan. Naik, turun, memanglah hidup ini layaknya kereta luncur yang bergerak begitu cepat. Begitu cepat, sama cepatnya dengan waktu. Waktu yang sepertinya selalu terburu-buru, tidak mengindahkan kamu tengah di kondisi atau proses mana, dia akan terus berjalan tanpa henti apapun keadaannya. Berjalan terus.
Bingung menulis apa, tetapi biarkan aku tetap menulis, ya? Kalau dipikir-pikir, Januari itu sebentar lagi, dan kamu teringat bahwa nanti usiamu akan mengikuti dua digit terakhir di setiap tahunnya. Kita terlahir di tahun millenial, katanya. Itulah sebabnya kita tidak payah menghitung usiaku dengan mengurangi ini itu. Januari nanti insyaAllah aku akan kembali rutin menulis, setidaknya untuk satu bulan itu, mengisi deretan feeds di media sosialku. Di luar Januari, paling pol aku hanya berbagi cuplikan cerita: biasanya kucing atau tipis-tipis olahraga. Jadi mungkin alangkah baiknya jika aku sudah pemanasan menulis dari bulan-bulan sebelumnya. Well, wish me luck!
Mungkin aku perlu membuat bank tema tulisan. Supaya nantinya tidak kebingungan apa yang hendak diulas atau dibahas. Mungkin aku perlu menjadwalkan waktu disela aktivitas yang lainnya. Mungkin aku perlu lebih banyak membaca untuk melancarkan isi pikiranku. Mungkin aku perlu lebih banyak mendengar dan bercerita, bertemu dengan teman-temanku, atau berbagi dengan orang terdekatku. Mungkin aku perlu melakukan hal-hal yang seru, yang membuat hidup sedikit lebih menyenangkan dibandingkan biasanya yang lurus begitu saja. Mungkin aku perlu.
Lihat, tulisanku entah mengarah kemana. Tetapi seburuk-buruknya tulisan, ya dia adalah tulisan. Yang bisa dibaca, yang bisa diamati, diobservasi. Mau itu tulisan yang jelek-jelek sekalipun, tetapi itu termasuk jejakmu juga. Sama seperti hidup yang isinya bukan semata-mata kupu-kupu dan pelangi, kadang ada celanya juga, tetapi ya sudah, dijalani. Toh itu jejakmu juga. Kumpulan jejak yang akhirnya membawamu di titik yang sekarang ini. Jadi bagaimanapun rupanya, semua telah berjasa membentukmu menjadi manusia yang sekarang ini. Apakah baik atau buruk? Itu bagian kita untuk menentukan pilihan, kita mau melangkah ke arah mana. Ayolah, kamu sudah dewasa. Semoga kita tidak semata-mata menua saja, tetapi menjadi lebih baik setiap harinya, mungkin semakin arif bijaksana. Sebentar, sebenarnya aku sedang menulis apa? Ah, tidak penting. Karena ide utamaku adalah dua kalimat pertama dari tulisan ini.
Terima kasih sudah mampir membaca isi kepalaku. Sehat-sehat selalu semuanya.
Komentar
Posting Komentar