Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Jatah rehat raga

"Belakangan ini tidurku malem terus. Padahal biasanya selalu gasik ," cetusku ketika tengah di dapur dengan mama. Bukan, kami bukan sedang memasak. Entahlah tadi, kami beres-beres sisa kehebohan khas pekan-pekan selepas Idul adha.  "Iya, kamu," Mama mengamini pernyataan itu. "Kenapa kaya gitu?" lanjutnya.  "Nggak tau ya.. Apa karena udah terlanjur beberapa hari? Jadinya keterusan," aku mencari alasan paling masuk akal, karena aku sendiri juga lelah dengan ritme tidurku yang kurang tepat ini.  Kalau boleh dipikir lebih jauh, mungkin alasannya amat mendasar; aku kurang mindful memanfaatkan waktuku. Terkadang jika dalam suatu hari aku sudah berkegiatan penuh, waktu malam acapkali aku gunakan untuk 'balas dendam'. Ini yang kemudian baru aku ketahui sebagai revenge bed time ( thanks to bunda ayundaizza yang udah mengenalkan istilah ini!).  Balas dendam yang dimaksud yaitu aku berusaha memegang kendali alias kontrolku terhadap waktu tatkala

A warm morning

Gambar
  " Dea, terima kasih sudah membereskan cucian piring tadi malem," Aku tersenyum, lantas menyahut, "Iya, kemarin sambil nungguin air mateng," Air yang kusebut adalah air panas untukku mandi tadi malam, sekitar jam satu dini hari. "Maaf ya ma dea baru mberesin yang itu, belum yang lain. Maaf kemarin dea pergi seharian," Mama menjawab dengan gestur bahwa itu tak masalah, "Nggak papa, kami juga kemarin pergi seharian." Belakangan ini semua orang rumah memang tengah sibuk masing-masing. Jeda sebentar, mama berpindah ke dapur. Aku mengikuti langkahnya. "Pagi ini dingin! Dingin kan ya ma?" laporku sembari bertanya memastikan. "Iya, dingin. Apalagi kalau baru bangun jam segini," jawab mama sambil menyentil tipis-tipis, yang kubalas dengan nyengir. Lalu aku meminta dipeluk (karena dingin!) . "Terima kasih ya udah jadi anak baik, yang minta maaf atas kesalahannya.." mama berucap lembut selagi kami masih saling merangku

Thoughts: overload

Gambar
  Pikiran yang lalu lalang berseliweran ini, setiap beberapa waktu sekali perlu dirapikan. Ditata dalam tulisan-tulisan, dikeluarkan. Ada aksara-aksara yang dirangkai untuk mengantarkan apa sesungguhnya isi dari kepala. Syukur-syukur kalau ada yang mau menyimak, mendengarkan. Namun kalau tak ada pun, tak apa. Tidak ada satu orang pun yang dirugikan. Biarkan ruwet ini diuraikan, dikelompokkan, lantas direnungkan. Apa benar jalan yang aku ambil? Apa benar apa yang aku lakukan? Apakah ini sesungguhnya yang aku inginkan? Ada pertanyaan-pertanyaan yang mencuat, mencari muka dan minta diperhatikan. Lantas diri ini akan menyampaikan harap tenang, jangan bergemuruh riuh tanpa aturan. Nanti bisa didiskusikan, nanti bisa dibicarakan. Tenanglah tenang wahai pikiran sekalian, silakan bisa duduk di kursi masing-masing, ujar sang pemimpin forum kecil itu, berusaha meredakan. Mungkin itu saja, sekelumit gambaran kondisi di dalam kepalaku. Aku hanya bisa membiarkanmu mengintip sedikit. Sisanya, i

"I wasn't born yesterday,"

Gambar
Anak kecil.  Ah, anak kecil tahu apa? 'Kan baru lahir kemarin sore. Khazanahnya akan asam garam kehidupan pasti nol besar. Kesibukannya berlarian, tertawa tanpa beban. Imajinasinya hilir mudik kemana-mana.  Kucing kecil.  Ah, kucing kecil tahu apa? Kerjanya hanya menuntut meminta makan, menunggu air minum disediakan. Sesekali menggesekkan badan kepada budaknya, minta disayang-sayang. Lantas tidur seharian tanpa pernah tahu isi pusing kepala si babu.  Aku kecil.  Ah, aku kecil tahu apa? Terlalu banyak kenaifan, masih berharap dunia memperlakukannya dengan baik-baik. Mengira dunia akan menjaganya dari marabahaya, padahal celaka ada dimana-mana. Masih kurang dibanting, kurang babak belur.  Tapi yang kecil-kecil ini, nantinya akan tumbuh juga. Meskipun bukan sekarang, tetapi kelak akan ada waktunya. Mereka punya banyak waktu kedepan, jika Allah menghendaki. Kalau kamu manusia, ia bisa mengasah diri. Memperbaiki pikirannya yang masih keliru, salah-salah menyimpulkan. Kita punya waktu. M

Mengganjal

Gambar
  Lah, cantengan. Aku menggerutu dalam hati tatkala menemui kuku yang arah tumbuhnya keliru di balik daging. Menusuk.  Kemarin-kemarin rasanya masih mengganjal biasa, jadi aku abaikan dengan harapan nanti sembuh sendiri. Ternyata sebaliknya, dari balik kulit tampak sekantung nanah bersembunyi, seolah menggoda minta dibubarkan.  Lantas aku mencari ide untuk memberikan solusi. Yaampun, hal sekecil dan sesepele ini ada-ada saja hadir dalam hariku. Meski seuprit, tapi mengganggu. Meski dibiarkan, pada akhirnya juga perlu kuatasi. Entah apa caranya, kita coba-coba. Mengeliminasi ketidaknyamanan di sela kuku jari manis sebelah kiri. Bengkak iya, dan disenggol ada nyeri sedikit. Ya sudah, jangan disenggol. Gitu aja kok repot. Bagian-bagian diri ikut menyahuti pikiranku yang kemana-mana. Iya, aslinya saya itu dua orang.  Nampak sepele, tetapi menghambat. Sempat diabaikan, tapi pada ujungnya harus dihadapi, diselesaikan. Itu satu-satunya cara.  Tetapi ini bukan tentang cantengan.  Banyumas, 8 J

Ucapan

Gambar
Unt uk menutup bulan Mei yang kata orang terasa panjang ini, aku ingin menyampaikan: selamat! Selamat sudah menempuh perjalanan panjang. Semoga untuk seterusnya pun selalu dalam keadaan selamat. Meskipun aku tahu, lamat-lamat kamu akan menghilang dari pandanganku, yang sekarang tinggal perihal waktu. Terima kasih sudah hadir, terima kasih sudah mampir. Terima kasih sudah menjadi salah satu pengaruh baik bagiku. Izin undur diri, melanjutkan perjalanan setelah bulan Mei. Tentu, aku akan berhati-hati. Dan aku akan baik-baik saja nanti. Hanya urusan waktu. Banyumas , 1 Juni 2024 Menikmati waktu berhargaku