Hujan. Hujan. Hujan.

Dear readers,
saya nggak tau mau nulis apa kali ini ._. tapi karena udah lama (banget) nggak posting, akhirnya saya putuskan untuk mengambil tindakan #eaa yaitu nulis sesuatu di blog ini, walaupun saya sendiri juga nggak tau ini tulisan macam apa.


Jadi.. apa kabar?
Kenapa kamu bisa nyasar di blog aneh ini? Kenapa kamu bisa nyasar di blog yang gak jelas kapan postingnya dan gak jelas juga bloggernya? #eh
Bisa bisanya kamu sekarang lagi mbaca postingan gaje ini? Apa kamu lagi search sesuatu di google trus malah muncul blog ini? Atau kamu emang lagi ngestalk? Hah? Hah?

#introgasi #gaje #gajebangetgila #nggakpenting #banyakhestegnya #abaikan

 Cerita aja kali, ya? Saat ini saya sedang duduk di dalam kamar, dengan musik khas yaitu bunyi air hujan. Iya, sekarang lagi hujan deres. Sudagaran, Banyumas tengah diguyur hujan pada hari Kamis, 24 Maret 2016 sekitar pukul setengah tujuh petang. Hujan disertai angin, tak lupa aroma tanah basahnya. Kalo hujan ini turun pagi-pagi, mungkin saya lebih memilih untuk memeluk guling karena suasananya enak banget buat tidur. Sangat mendukung.

Hujan. Hujan. Hujan.
Saya rasa hampir semua orang punya cerita tentang hujan. Dan hal-hal yang memorable itu bukan cuma satu, tapi ada beberapa atau mungkin banyak jumlahnya.
 
Teringat cerita tentang hujan waktu saya masih sekolah dasar. Gara-gara malamnya hujan deras, alhasil kelas kami yang kadang kadang selokannya mampet kemasukan air. Dibilang kebanjiran juga bukan, sih. Tapi ya basah-basah gitu deh lantainya. Aku yang berangkat sekolah tidak terlalu pagi hanya terperangah melihat teman-temanku yang lagi bersih-bersih kelas. Ada yang pake pel, ada yang pake lap, ada yang ada ada aja, yaitu malah seluncuran di lantai yang basah itu. Karena peralatan bebersih seadanya, aku dan temanku  pun memakai kertas untuk ikut bebersih. Aneh? Ya, mungkin saja. Ini terjadi waktu saya kelas 3SD. Ini memorable ya, buktinya sampe sekarang masih inget :)



Waktu kecil dulu saya ingat sempat punya jas hujan. Warnanya pink atau kuning, ya? Ah pokoknya jas hujan, deh. Waktu lagi dirumah dan turun hujan, saya pun mengambil jas hujan baru itu dan main keluar. Ceritanya hujan-hujanan tapi nggak basah, gitu. Saya ingat gimana senengnya waktu main air yang deres yag turun dari atap. Airnya kerasa banget turun keras di jas hujan. Kalo diinget-inget rasanya lucu, tapi malu sendiri sih wkwkwk

Kubangan dan kenangan seringkali dejumpai ketika atau sesudah hujan. Eh, genangan maksudnya. Waktu itu pernah ada pelajaran olahraga tapi hujan, alhasil nggak jadi pelajaran. Paling-paling saya mengajak teman yang lain buat berenang. Berenang di lapangan yang udah kebanjiran yang gaada bedanya sama kolam renang :p
Selain itu, kalau lagi make sepeda yaa sengaja lewat kubangan air gitu. Jadi, airnya mancur/muncrat/loncat(?) ke kanan-kiri. Tapi kalo lagi minjem sepeda temen jangan asal digituin. Kadang-kadang kan mereka sayang sepedanya kotor. Kalo make sepeda sendiri sih enggak. Nggak pernah dicuci soalnya itu sepeda biru..

Btw, hujan disini mulai reda. Masih banyak sebenernya cerita-cerita tentang hujan yang pernah dialami. Namun, saya rasa cukup segini aja postingan kali ini. Saya udah disuruh makan daritadi, hehe. Selamat menunggu postingan selanjutnya yang munculnya entah kapan. Oiya, apa ceritamu tentang hujan? Tolong komentar yaa, blog ini udah lama tapi belum pernah ada komentarnya ._.

Thanks!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Surat Keterangan Kesehatan, Buta Warna, dan Bebas NAPZA di RSUD Banyumas

Obrolan empat di lima

Perjalanan spontan