Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Man shabara zhafira

Gambar
Sabar. Kamu tahu kamu harus sabar. Mungkin ia tengah berjalan menuju arahmu, dan mungkin kamu pun tengah berjalan menuju arahnya. Tidak perlu menghentakkan kaki sebab kesal karena waktu yang selambat siput. Kamu tahu cerita kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya. Bersusah payah, tidak mudah. Dan kalau kita 'bantu' dengan menggunting kepompongnya, justru kupu-kupu itu akan menjadi cacat, tidak mampu terbang. Karena segala usahanya untuk keluar adalah untuk kebaikannya juga, demi sayap-sayap yang kuat yang bisa mengantarkannya mengudara. Jadi, mungkin kamu juga demikian. Hanya perlu menikmati segenap prosesnya, jungkir baliknya, lelah-lelahnya. Nanti kalau sudah tiba waktunya, insya Allah akan berbuah manis, sebagaimana mestinya. Memang, aku tahu, siapa yang tidak sabar bertemu kebaikan? Tetapi untuk hal ini, memang sabar harus kita sediakan banyak-banyak. Sabar itu bagian dari kebaikan pula, bukan?  Banyumas, 20 Juli 2025 Selamat menunaikan hari Senin

Pukul sepuluh

Gambar
Cinta itu tidak selamanya hal romantis. Seperti halnya mbah masih terjaga pukul sepuluh malam, menanti kami mendarat di halaman. Dengan ia memandang dari dalam jendela, lantas bertanya, "sampai malam, ya?" yang kujawab anggukan. Padahal itu retoris, kita semua tahu setiap pekan adalah demikian. Seraya mendorong dragbar pak supir menyapa, "belum tidur, mbah?" yang mungkin sapaan tersebut tidak sampai ke telinga tujuannya. "Mbah tidur paling akhir," sahut tante, seolah mewakili. Aku mengamini , kita semua tahu setiap pekan adalah demikian. Aku baru teringat, sampai usia berapa pun, kita tetaplah anak dari orang tua kita. Maka tatkala mbah memilih terjaga-dan memang ia sulit memejamkan mata-itu salah satu bentuk sayangnya pada anak perempuannya. Anak yang ia rawat dan besarkan sejak kecil. Bagaimanapun, mbah adalah seorang ayah. Sampai kapanpun. Cinta itu tak selamanya hal romantis, tetapi tentulah demikian manis. Banyumas, 18 Juli 2025 Another thursday

Lucky me

Gambar
Nak, aku rasa akulah manusia paling beruntung di dunia. Tadi siang aku mengobrol banyak dengan rekan kerjaku, tentang keluarga, karakteristik anak terakhir dan anak pertama. Dan dengan rekan kerjaku yang lainnya, kami bercanda dan bertukar tawa, menertawai tugas-tugas kita yang bagai tiada rampungnya. Memang terkadang lelah, jenuh. Tetapi hatiku penuh. Hari ini seratus persen cuaca cerah. Aku berangkat ke tempat kerja, disajikan gunung Slamet yang menjulang gagah sekaligus cantik. Cuaca memang sedang dingin, maka dari itu kupakai sarung tanganku. Tetapi rasanya hatiku hangat, sampai di kantor tidak dikatakan terlambat. Sore tadi merebahkan diri beberapa saat, lantas bersiap dan berangkat. Mama menawarkan untuk menggoreng bandeng-bahkan membekaliku dua potong, begitu banyak!-karena telur pesanannya belum juga tiba. Aku tidak keberatan sama sekali, bahkan mama menawarkan saus tomat dan juga madu hangat. Kemudian aku merasakan, betapa indahnya dicintai tanpa syarat. Malam kami biasa...

In moderation

Gambar
S udah besar, sudah paham dengan apa yang namanya boundaries. Batas. Dalam hal apapun, supaya hidup kita porsinya pas, dengan ukuran. Atau bahasa lebih mudahnya, in moderation. Tidak kurang, tidak lebih. Ini bisa mencakup segala aspek kehidupan. Dalam bekerja, lakukan yang semestinya: memenuhi kewajiban kita. Namun selepas kewajiban itu ditunaikan, ingat juga untuk memenuhi hak diri kita juga: mengistirahatkan tubuh. Supaya nantinya tetap bisa beraktivitas normal sebagaimana biasanya. Tidak kelewat lelah, baik itu fisik maupun isi pikirannya. In moderation. Dalam hiburan, pun demikian. Mungkin rasanya begitu gembira bisa bersenang-senang semaunya, tanpa kenal waktu. Tetapi tetaplah beri batasan, seperti misalnya jangan sampai terlalu lelah sampai sakit (karena saking lamanya mengobrol!). Intinya yang berlebihan tidak selamanya baik. Do it in moderation. Semoga kita bisa menjadi manusia yang bisa merasa cukup, tidak kekurangan, tetapi juga tidak berlebih-lebihan. Purwokerto , 4 ...