Postingan

For my younger self

Kehabisan prompt untuk journaling , kami pun memutuskan untuk mencari prompt baru di internet. Sampai akhirnya aku menemukan pertanyaan / prompt yang cukup menarik.  "What 3 things would you share with your teenage self?" Setelah merenung sejenak, aku menuliskan tiga hal yang terlewat di pikiranku. Ditulis manis-manis.  Ternyata, hidup itu seru. Akan selalu ada hal-hal baru atau tantangan baru yang membuat hidupmu lebih meriah dan lebih bermakna. Lihat besok dan rasakan sendiri. Atau buat gebrakan seru di hidupmu mulai dari sekarang. Waktumu masih panjang, jadi manfaatkan itu dan nikmati selagi menjalaninya.  Banyak orang yang sayang sama kamu, dan begitu pula sebaliknya. Maka bertumbuhlah dengan baik, karena alhamdulillaah kamu punya rejeki berupa lingkungan yang sebegitu baiknya pula. Ternyata kamu sesayang itu sama keluarga dan orang-orang terdekatmu, dan begitu pula sebaliknya.  Jangan lupa buat terus libatin Allah dalam semua langkah dan prosesmu. Selipkan niat. Wajar k

Niat baikmu itu

Gambar
  Selipkan  niat-niat baikmu itu Kalau  kamu terlupa untuk menggunakannya ketika memulai sesuatu Selipkan  di tengah perjalanan, tak apa Niat-niat  baik itu harus selalu diadakan, diciptakan Biar  kita melakukan apa-apa dengan kesadaran Selipkan  niat-niat baikmu itu Selipkan  syukur-syukurmu itu Kala  hidup terasa gerah semua susah Pasti  ada hal yang bisa disyukuri betapapun ukurannya itu Selipkan  syukur-syukurmu itu Biar  lebih ringan langkahmu, ikhlas batinmu Sesederhana  cuaca yang mendukung, atau kaki yang dimampukan untuk melangkah banyak-banyak Maka dalam perjalananmu, di penjelajahanmu Selipkan  syukur-syukurmu itu Selipkan rindu-rindumu itu Kala jarak atau waktu tengah terbentang dengan siapa saja Entah dipisahkan ruang, entah dipisahkan waktu Selipkan rindu-rindumu itu Mengudara dan melangit dalam doa yang sama baiknya Untuk siapa, semoga selalu baik-baik saja Semoga selalu dalam lindungan-Nya Selipkan rindu-rindumu itu Selipkan senyum gembiramu itu Meski hidup pasti ada sa

...is now charging

Gambar
  Kadang , bertemu dengan teman sebaya barang beberapa menit adalah salah satu cara untuk membuat hidup ini tidak terasa begitu sendirian. Padahal, di umur-umur sekarang ini agaknya semua orang berkutat dengan kesibukan. Namun ketika kawanmu berkenan meluangkan beberapa menitnya untuk berjumpa, lain rasanya. Meskipun pertemuannya kilat begitu cepat, life update belum tersampaikan semua, tapi rasanya energimu sudah terisi ulang. Meskipun kondisi kita sama-sama lelah, atau mungkin kawanmu habis mengurusi hal-hal pelik, ada sedikit rasa tenang yang terbit. Karena ada yang secara tidak langsung membersamai, meski kita tengah meniti perjalanan kita sendiri-sendiri. Saling mendukung, saling menguatkan. Sama-sama mengimbau untuk cerita saja kalau ada apa-apa. Yang kadang untuk sekedar berfoto bersama pun kita terlupa, karena tenggelam sebab obrolannya. Lucu ya, manusia manusia ini. Sisterhood is something sweet. Because family is not always by blood. Purwokerto , 29 Agustus 2024 Fo r my lov

Temu, kamu (2)

Gambar
  Kursi di hadapan nampak kosong Yang semestinya menempati belum kelihatan Mungkin sedang di jalan, mungkin mampir dulu kemana Lantas nanti dia menarik kursi itu dan berkata "maaf, udah nunggu lama ya?" Sedang aku sudah menyiapkan berlusin obrolan Tanpa keberatan aku akan menyahut "engga, baru aja kok," Sambil mengaduk teh limun yang gulanya telah larut sejak tadi, sudah tidak hangat lagi Di hadapan layar pekerjaan yang sudah kuselesaikan jauh-jauh lagi Tersenyum tipis tipis, malu kalau terlalu lebar sumringah nampak olehnya Dalam hati aku berkata kecil "aku senang menunggu kamu, tidak keberatan sama sekali," Lalu perbincangan kita akan mengudara, memenuhi ruangan ini hingga sesak Antara aku, kamu, kita.  Purwokerto, 29 Agustus 2024 Harusnya aku merekap, bukannya melamun

Tiap bulan delapan

Gambar
  Habis isya ya? Jadi hari ini? Iya, jadi. Kan tadi sudah dibilang. Dimana? Di selatan? Infokan apakah sudah di lokasi. Isolasinya udah beli belum? Wara-wiri setahun sekali ini meskipun memanglah riweuh, tetapi sayang dilewatkan. Maksudku, kapan lagi kami berkumpul melingkar berdiskusi atau melempar haha  haha hihi dengan tetangga seumuran kanan kiri? Meski tak sepenuhnya seumuran, sih. Kami masih tinggal di desa, tetapi kesibukan yang menelan waktu 'anak-anak jaman sekarang' memaksa mereka sulit berinteraksi di lingkungannya. Sekolah sampe sore, pulang ke rumah alangkah enaknya kalau rebahan saja, istirahat. Hari yang ditempuh sudah panjang, energinya sudah menipis. Maka hari-hari seperti ini baiknya tidak disia-siakan. Peran kami jadi segala mengurus, menjadi yang disebut sebagai panitia karena terhitung sudah lebih dewasa, tidak ikut lomba-lomba melainkan menjadi penanggung jawabnya. Berikut acara malam tujuhbelas yang menghadirkan semua warga, berikut serba-serbi hadiahny

Temu, kamu.

Gambar
  " Btw abis dari mana aja, kok baru nyampe?" Mungkin itu akan menjadi salah satu pertanyaan yang aku lontarkan padamu, nanti ketika bertemu. Mungkin kamu akan terkekeh sambil garuk kepala, mencoba menjabarkan dan menjelaskan perjalananmu kemarin. Atau mungkin sebaliknya, wajahmu jadi serius menjawabnya. Atau mungkin saja kamu akan iseng bertanya balik aku sendiri habis dari mana. Mungkin kita akan sama-sama tertawa. Karena kita kemarin belum bertemu. Atau mungkin sudah pernah bertemu, tapi sama-sama tidak saling tahu. Ada banyak rencana yang sudah aku susun, bahkan sebelum aku tahu itu kamu. Karena begitulah, aku bukan orang yang bisa sepenuhnya mengandalkan spontanitas. Aku perlu memikirkan segala hal yang penting matang-matang. Mungkin aku bisa melakukan sesuatu dengan spontan, tapi aku tahu sendiri bahwa hasilnya akan jauh lebih baik jika sudah aku rencanakan. Semoga kamu bisa memahami itu, sehingga nantinya kita berkolaborasi menyiapkan jalan kedepan yang akan kita te

Perjalanan spontan

Gambar
  "Mba, kapan ada waktu kosong?" "Gimana sayang, kamu udah mau pergi kah?" "Ayoo ke pwt 😆" --- " Kamu balik siang ini? Nanti habis aku packing jualan, kami mau main. Tadi aku nanyain kamu balik jam berapa barangkali bisa ikut sekalian," " Apa aku balik besok pagi aja ya?" --- Kadang  memang ada hal-hal yang diluar rencana, tapi membawa memori yang kuat juga. Siapa yang menduga sore tadi kami menyusuri jalan aspal yang hancur, demi menjangkau tempat baru yang katanya indah itu? Tetapi aku tidak protes- karena benar tempatnya memang indah. Hanya perlu sedikit kesungguhan hati dan tentunya berhati-hati karena jalan yang manjat temurun, kumplit dengan kerikil dan lubang-lubang. Cahaya  matahari masih agak panas dan silau ketika kami memutuskan untuk duduk di meja kursi paling ujung dari tempat masuk. Lantas mengambil sejumlah kudapan dan minuman, kembali membawanya melalui jalan yang miring turun, sambil merasa sedap-sedap sedikit karena a