Perjumpaan
Dua lima ya. Eh, dua lima? Kemarin-kemarin kamu mudah mengelak, ah kan masih ada antrian di depan. Atau berpikiran, ah itu masih beberapa tahun lagi. Atau setelah itu juga bisa berkilah, ah aku saja masih kuliah. Tapi, tapi? Siapa yang mengizinkan waktu bergulir sedemikian cepatnya? Atau barangkali waktu berjalan sebagaimana mestinya. Perlahan, berhati-hati. Namun aku saja yang tak mencermatinya. Gembira tenggelam dalam kesibukan, menyahut ah aku tak punya waktu. Bersiap-siap tetapi sangat tipis sekali. Padahal ketika sesuatu itu teramat penting bagi kita, tidak ada lagi istilah tak ada waktu. Karena bagaimanapun, karena penting, kamu akan meluangkan waktu khusus untuk itu. Itu ? Ya, memang masih abstrak lah. Tetapi kamu tahu kamu sudah mencoba berancang-ancang. Untuk lari, mungkin? Atau untuk berjalan pun tak apa. Tidak perlu tergesa-gesa, lagipula siapa yang tengah memburu? Yang penting nanti dalam perjalanan ada kawannya. Ke tempat yang dituju bersama-sama. Tapi siapa yang