Berbenah, berbenah
Terbangun dari tidur, aku mengecek empat deret angka pada ponsel. Ah, tengah malam lewat sedikit, jam satu. Aku tertidur amat awal, karena tidak bisa menahan kantuk yang hadir dari siang, tapi belum kuturuti saat itu juga. Perjalanan bolak-balik antara rumah dan kampus meskipun terlihat ringan, tetapi kadang melelahkan. Entah, mungkin karena aku berkutat dengan hal yang terus aku usahakan, sambil memikirkan hal-hal lain ke depan, sesekali asyik berbincang dengan kawan menanyakan kabar lewat ketikan kata, membiarkan diriku terdistraksi. Hujan singkat mewarnai perjalanan pulang, menyisakan aku dan jas hujanku yang kemudian kering sepanjang jalan. Mengisi bahan bakar yang tinggal satu setrip, mengantre diantara orang-orang yang pulang kerja. Hati kecil membatin, yaAllah, semoga aku pun lekas seperti mereka nantinya, turut mencari rezeki untuk menghidupi diri. Semoga Allah ridha dan berkahi waktu-waktu dan proses yang tengah kujalani. Lantas berlanjut aku singgah membeli titipan mama, me